Dipublish oleh Admin | 16 Mei 2025, 08.40 WIB
Towa News, Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa banyak kepala negara yang menyampaikan kekhawatiran terkait persoalan pangan saat berkunjung ke Indonesia. Namun, menurut Gibran, situasi tersebut tidak terjadi di Indonesia yang justru memiliki cadangan pangan yang melimpah.
"Banyak kepala kepala negara yang berkunjung ke Istana mengunjungi saya, pak presiden, semuanya mengeluh masalah pangan. Tapi kita tidak, kita malah surplus. Karena kita sangat fokus menyelesaikan masalah masalah pangan," ujar Gibran saat hadir dalam acara penutupan Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Kantor Gubernur Sumatera Utara, Kamis malam (15/5/2025).
Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian besar terhadap isu kemandirian pangan. Bagi pemerintah, ketahanan pangan merupakan fondasi utama yang menentukan keberlangsungan suatu negara.
"Sering disampaikan oleh Bapak Presiden kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satu negara pun yang bisa berdiri tanpa pangan. Kebetulan minggu lalu saya baru saja ke NTT. Fokusnya sama juga pangan. Jadi saya ke NTT memastikan pupuknya cukup, kita pastikan bibitnya baik. Kita pastikan air irigasinya baik," imbuhnya.
Gibran juga menekankan pentingnya penindakan terhadap praktik mafia pupuk yang merugikan petani. Ia mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian yang lebih banyak terjun langsung ke lapangan ketimbang hanya bekerja dari kantor.
"Mafia pupuk diberantas, pembangunan bendungan terus dikejar dan kita juga punya menteri pertanian yang tidak pernah di kantor tapi terus turun ke sawah," ucap Gibran.
Ia menambahkan bahwa pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 53 bendungan baru, dengan 45 di antaranya telah aktif mengairi lahan pertanian. Selain itu, anggaran sebesar Rp12 triliun telah dikucurkan untuk meningkatkan infrastruktur irigasi di berbagai wilayah.
"Jadi pak presiden ini sangat sangat fokus pada swasembada pangan. Fokus dari Pak Presiden ini sangat luar biasa sekali di bidang pangan. Sebelumnya ini sudah ada bendungan dan lain lain. Tapi irigasinya rusak, tapi telah kita perbaiki semua," ungkapnya.
Dalam mendukung sektor pertanian, pemerintah juga melakukan penyederhanaan regulasi yang selama ini dianggap tumpang tindih dan menjadi hambatan birokrasi. Tujuannya adalah menciptakan sistem yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan petani.
"Lalu ada 145 regulasi yang dipangkas. Regulasi yang tumpang tindih ini disederhanakan terutama untuk pupuk. Dengan langkah-langkah strategis yang sudah dan sedang berjalan, Indonesia berupaya menjaga ketahanan pangan dalam negeri, bahkan menjadi salah satu contoh positif di tengah ketidakpastian global," tutup Gibran.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
DPR RI Resmi Sahkan UU APBN 2026 Rp...
Towa News | 23 September 2025, 14.41 WIB
Komisi III DPR: Minta Polri Cabut Patwal untuk...
Towa News | 23 September 2025, 10.27 WIB
RDP Dengan Angkasa Pura dan Garuda Indonesia, Kawendra...
Towa News | 23 September 2025, 08.09 WIB
Kementrian HAM Minta DPR Selaraskan Revisi KUHAP dengan...
Towa News | 22 September 2025, 13.13 WIB
Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri
Towa News | 22 September 2025, 10.31 WIB
Panglima TNI Larang Jajaran Pakai Strobo Sembarangan
Towa News | 22 September 2025, 10.06 WIB
Presiden Prabowo Tetapkan Kenaikan Gaji ASN, Guru, Dosen,...
Towa News | 22 September 2025, 09.50 WIB
Prabowo Berpidato di Sidang Umum PBB, Melanjutkan Jejak...
Towa News | 22 September 2025, 09.31 WIB
Presiden Prabowo Teken Perpres, Tetapkan IKN Jadi Ibu...
Towa News | 20 September 2025, 13.47 WIB
Prabowo Bertolak ke Jepang dan New York, Menlu...
Towa News | 20 September 2025, 09.12 WIB