Dipublish oleh Tim Towa | 01 September 2025, 10.18 WIB
Towa News, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya angkat bicara terkait penjarahan rumahnya di Bintaro, Jakarta Selatan, oleh sekelompok orang tak dikenal pada Minggu (31/8/2025).
Melalui unggahan Instagram pada Senin (1/9), Sri Mulyani yang akrab disapa Ani mengucapkan terima kasih atas simpati dan dukungan yang diterima. "Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini," tulis mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Pahami Risiko Jabatan
Sri Mulyani mengaku memahami bahwa kejadian tersebut merupakan risiko dari tugasnya sebagai pejabat negara, mengingat tidak semua masyarakat setuju dengan kebijakan pemerintah.
"Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu," jelasnya.
Menteri yang menjabat sejak 2016 ini menegaskan bahwa sebagai pejabat negara, dirinya bersumpah menjalankan UUD 1945 dan semua undang-undang. "Ini bukan ranah atau selera pribadi," tegasnya.
Ajakan Gunakan Jalur Hukum
Sri Mulyani mengingatkan bahwa undang-undang disusun melibatkan Pemerintah, DPR, DPD, dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan. Apabila ada ketidakpuasan dengan kebijakan pemerintah, dapat dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi.
"Bila pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab," katanya.
Ia menekankan pentingnya memperbaiki kualitas demokrasi dengan cara beradab, bukan melalui anarki, intimidasi, dan represi.
Komitmen Bekerja Profesional
Ekonom lulusan Universitas Indonesia ini memastikan akan selalu melakukan tugas negara dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan, profesional, transparan, akuntabel, dan tidak korupsi.
"Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom, empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat," ujarnya.
Sri Mulyani juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang memberikan masukan, kritik, bahkan makian sebagai bahan evaluasi Kementerian Keuangan dalam membuat kebijakan.
Permohonan Maaf dan Ajakan Bersatu
Di akhir pernyataannya, Sri Mulyani menyampaikan permohonan maaf dan mengajak seluruh masyarakat bergandengan menjaga dan membangun Indonesia.
"Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik," pungkasnya.
Menteri Keuangan ini juga menegaskan bahwa demonstrasi boleh dilakukan, namun tidak boleh sampai menjarah, membakar, hingga melukai.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Prabowo Berkomitmen Percepat Pembahasan RUU Perampasan Aset Bersama...
Towa News | 02 September 2025, 09.22 WIB
Prabowo Gelar Silaturahmi dengan Tokoh Lintas Agama dan...
Towa News | 02 September 2025, 08.55 WIB
Presiden Prabowo Jenguk Polisi dan Pendemo Korban Ricuh...
Towa News | 01 September 2025, 18.04 WIB
8 Poin Pernyataan Presiden Prabowo Bersama Ketua Umum...
Towa News | 01 September 2025, 12.28 WIB
Seluruh Fraksi DPR Sepakat Evaluasi Tunjangan Anggota Dewan
Towa News | 01 September 2025, 10.23 WIB
Eks Menag Yaqut Jalani Pemeriksaan Kedua di KPK...
Towa News | 01 September 2025, 10.10 WIB
Kawendra Gerindra Meminta Maaf dan Setuju Tunjangan Rumah...
Towa News | 30 Agustus 2025, 22.56 WIB
Fraksi Gerindra Minta Maaf,Setuju Hentikan Tunjangan Rumah DPR
Towa News | 30 Agustus 2025, 21.12 WIB
Fraksi Gerindra Setuju Evaluasi Tunjangan DPR, Minta TNI-Polri...
Towa News | 30 Agustus 2025, 17.24 WIB
Kapolri Minta Maaf atas Insiden Rantis Brimob Tewaskan...
Towa News | 30 Agustus 2025, 13.24 WIB