RI Siap Manfaatkan Teknologi Modular untuk Percepat Pembangunan Kilang Minyak

Dipublish oleh Admin | 17 April 2025, 10.59 WIB

RI Siap Manfaatkan Teknologi Modular untuk Percepat Pembangunan Kilang Minyak
Ilustrasi Kilang Minyak, Sumber : www.ruangenergi.com

Towa News, Jakarta - Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto saat ini fokus pada percepatan hilirisasi sektor energi, salah satunya melalui pengembangan kilang minyak (oil refinery). Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, mengungkapkan bahwa dalam pengembangan kilang minyak domestik, pemerintah sedang mempertimbangkan penggunaan teknologi modular sebagai pilihan yang lebih efisien dibandingkan dengan pembangunan kilang berkapasitas besar.

"Jadi Oil Refinery ini kan ada beberapa teknologi, apakah dari large plan yang kita bangun atau ini kita menggunakan teknologi modular. Kalau kapasitas besar yang kita bangun, berarti dalam satu lokasi bisa sekitar 200.000 sampai 300.000 barel per hari. Tapi kalau kita menggunakan modular, ini sekitar 60.000," kata Yuliot ditemui di Jambi dikutip Kamis (17/4/2025).

Menurut Yuliot, teknologi modular memiliki sejumlah keuntungan, terutama dalam hal biaya dan fleksibilitas pengembangan, mengingat wilayah kerja migas Indonesia yang tersebar. Dengan investasi sekitar US$ 600 juta per unit, kilang modular dapat dibangun secara bertahap, dimulai dari kapasitas 60.000 barel per hari.

"Jadi kita kembangkan 60.000, ya kemudian ini ada kapasitas bertambah, ya ini kita tambah lagi 60.000. Itu justru untuk investasi satu modular itu sekitar US$ 600 juta. Kalau US$ 600 juta, kalau kita bangun dua plan kapasitas 120.000 itu hanya memerlukan investasi sekitar US$ 1,2 miliar," ujarnya.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan teknologi terintegrasi berkapasitas besar, pembangunan kilang dengan kapasitas tersebut diperkirakan memerlukan investasi antara US$ 4 hingga US$ 5 miliar.

"Jadi ini akan ada efisiensi. Kalau ini produksi kita meningkat, ya kemudian untuk minyaknya kita olah di dalam negeri, itu justru ketahanan energi kita akan semakin terjadi peningkatan," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah berencana untuk membangun kilang minyak dengan kapasitas 1 juta barel per hari (bph). Dalam rencana pembangunan tersebut, kilang akan didirikan di beberapa lokasi berbeda.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, setelah Rapat Terbatas (Ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai hilirisasi, di Istana Negara pada Senin (10/3/2025).

Bahlil menjelaskan bahwa dalam hasil rapat, terjadi perubahan signifikan terkait kapasitas kilang yang akan dibangun. Kapasitas kilang yang awalnya direncanakan 500 ribu bph, kini diubah menjadi 1 juta bph.

"Salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barel per day. Tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel akan kita bangun di beberapa tempat," kata Bahlil, saat memberikan keterangan pers, dikutip Selasa (11/3/2025).

Bahlil juga menyebutkan bahwa pembangunan kilang minyak akan dilakukan di berbagai wilayah, termasuk Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Selain itu, pemerintah berencana membangun fasilitas penyimpanan minyak (oil storage) dengan kapasitas 1 juta barel per hari (bph).

"Di samping itu kita juga akan langsung melakukan pembangunan DME sebagai substitusi dari LPG. ini akan kita lakukan di samping hilirisasi di sektor perikanan perhutanan perkebunan," kata Bahlil.


Referensi : www.ruangenergi.com, www.cnbcindonesia.com, www.cnnindonesia.com

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video