Mentan Laporkan Swasembada Beras Capai Target Lebih Cepat, Stok Tertinggi dalam 57 Tahun

Dipublish oleh Tim Towa | 02 Juni 2025, 23.14 WIB

Mentan Laporkan Swasembada Beras Capai Target Lebih Cepat, Stok Tertinggi dalam 57 Tahun
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025 ( Sumber: Youtube Sekertaris Presiden)

Towa News, Jakarta — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan capaian signifikan dalam sektor pangan nasional, khususnya dalam upaya mewujudkan swasembada beras. Dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/6), Mentan optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada beras lebih cepat dari target semula.

“Target dari Bapak Presiden, awal rencana kita swasembada empat tahun, kemudian tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada impor,” ujar Mentan.

Andi Amran menyebutkan bahwa stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton—angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, capaian tertinggi sebelumnya terjadi pada 1984 dengan 3 juta ton.

Tak hanya itu, Mentan juga memaparkan pencapaian positif nilai tukar petani (NTP). Ia menjelaskan bahwa dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan menargetkan NTP sebesar 110. Namun, pada bulan Mei 2025, NTP tercatat mencapai 121, naik dari 116 pada periode yang sama tahun lalu.

“NTP kita menunjukkan tren positif. Ini mencerminkan meningkatnya daya beli petani dan keberhasilan intervensi pemerintah dalam menjaga harga,” jelasnya.

Untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat, pemerintah menyiapkan bantuan sosial berupa beras sebanyak 180 ribu ton per bulan selama dua bulan, dengan total distribusi 360 ribu ton. Bantuan ini difokuskan ke wilayah nonpenghasil beras seperti Papua dan Maluku, serta daerah perkotaan.

“Distribusi kita arahkan ke wilayah yang tidak menghasilkan beras agar tidak mengganggu harga di sentra produksi,” terang Mentan.

Ia menekankan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan harga antara tingkat petani dan konsumen. Di wilayah penghasil seperti Pulau Jawa, pemerintah berkomitmen untuk tetap melindungi petani agar tetap mendapat harga yang layak.

“Kita pastikan harga di tingkat petani tetap baik, tapi juga di tingkat konsumen tidak memberatkan,” tegasnya.

Penyerapan gabah dari petani juga menunjukkan tren positif. Mentan memperkirakan bahwa serapan gabah pada Juni 2025 bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton, lebih tinggi dari jumlah bantuan beras yang akan dikeluarkan.

“Artinya stok kita tetap aman dan stabil,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti yang turut hadir dalam konferensi pers menyatakan bahwa ketahanan pangan menjadi salah satu indikator penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Ia menekankan bahwa stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani akan berdampak langsung pada inflasi dan daya beli masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa pemerintah akan terus mendukung sektor pertanian melalui alokasi anggaran strategis dan program jangka panjang demi memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dengan capaian ini, pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen kuat terhadap kemandirian pangan, sejalan dengan visi besar transformasi ekonomi berbasis produksi domestik.

 


Sumber: BPMI Setpres, Kementerian Pertanian, BPS

Editor : Tim Towa

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video