Mendiktisaintek RI Paparkan Peran Strategis dan Visi Indonesia Terhadap AI dalam Forum Menteri OIC-15

Dipublish oleh Admin | 20 Mei 2025, 09.46 WIB

Mendiktisaintek RI Paparkan Peran Strategis dan Visi Indonesia Terhadap AI dalam Forum Menteri OIC-15
Mendiktisaintek Brian Yuliarto hadiri pertemuan menteri negara OKI ke-2 bahas sains dan teknologi, Senin (19/05), dalam forum OIC-15 Dialog Platform. dok.istimewa

Towa News, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, memaparkan pandangan strategis Indonesia dalam Pertemuan Menteri ke-2 OIC-15 (Organization of Islamic Cooperation), yang berlangsung di Teheran, Iran, pada Senin (19/5).

Dalam siaran resmi yang dirilis dari Jakarta pada Selasa, Menteri Brian menyampaikan pentingnya peran Artificial Intelligence (AI) dalam mengatasi tantangan pembangunan di berbagai sektor seperti ketahanan pangan, layanan kesehatan, energi, dan hilirisasi sumber daya alam.

"AI bukan sekadar teknologi masa depan, melainkan kunci untuk mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif. Indonesia melihat AI sebagai alat strategis untuk membangun ketahanan pangan, memperluas akses layanan kesehatan, memperkuat energi terbarukan, dan mendorong hilirisasi sumber daya alam secara berkelanjutan," kata Menteri Brian.

Ia menjelaskan bahwa AI dapat menjadi solusi terhadap isu ketahanan pangan yang dihadapkan pada pertumbuhan populasi dan dampak perubahan iklim.

Dengan dukungan teknologi seperti pertanian presisi, drone, serta sensor cerdas, petani bisa melakukan pemantauan kondisi lahan dan tanaman secara langsung.

"AI menawarkan solusi di bidang pertanian presisi, pemantauan tanaman, analisis tanah, dan optimalisasi rantai pasok. Sistem berbasis AI dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi kehilangan hasil panen, dan membangun sistem pangan yang lebih tangguh terhadap tekanan lingkungan," ungkapnya.

Menteri Brian juga menekankan peran AI dalam memperluas layanan kesehatan, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Teknologi seperti telemedisin dan sistem diagnostik berbasis AI mampu menyediakan layanan medis yang lebih cepat, akurat, dan sesuai kebutuhan pasien.

"Teknologi ini dapat merevolusi sistem kesehatan melalui platform telemedis, diagnostik berbantuan AI, model prediktif kesehatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi. Teknologi ini membantu mengatasi keterbatasan infrastruktur fisik serta kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil," tambahnya.

Untuk bidang energi terbarukan, Brian menjelaskan bagaimana AI mampu mengintegrasikan sumber energi seperti panas bumi, angin, dan tenaga surya ke dalam jaringan listrik menggunakan sistem grid pintar.

Sementara dalam konteks hilirisasi sumber daya alam, ia menyebut bahwa penerapan AI mampu meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam proses pengolahan mineral dan bahan baku lokal, serta memperkuat daya saing industri manufaktur dalam negeri.

Menteri Brian juga menegaskan kesiapan Indonesia dalam menjadi mitra strategis untuk pengembangan teknologi AI di dunia Islam. Ia mengajak negara-negara anggota OKI untuk memperkuat kerja sama demi menciptakan masa depan teknologi yang merata dan inklusif.

"Indonesia siap menjadi mitra strategis dalam mengembangkan ekosistem AI yang inovatif dan berkelanjutan di negara-negara OKI. Bersama-sama, kita dapat mengantarkan umat Islam pada era baru kemajuan teknologi yang inklusif dan berkeadilan," tutur Brian Yuliarto.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video