Kemenag Cetak Rekor MURI, Gelar Manasik Haji Nasional Serentak dengan 140 Ribu Lebih Peserta

Dipublish oleh Admin | 20 April 2025, 14.24 WIB

Kemenag Cetak Rekor MURI, Gelar Manasik Haji Nasional Serentak dengan 140 Ribu Lebih Peserta
Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menjadi pemateri dalam Bimbingan Manasik Haji Nasional (Foto : Muhammad Marjan Madyansyah/Kemenag.go.id)

Towa News, Jakarta – Sebuah tonggak sejarah baru tercipta dalam pelaksanaan bimbingan ibadah haji di Indonesia. Kementerian Agama (Kemenag) berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berkat pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid yang melibatkan lebih dari 140 ribu calon jemaah dari seluruh Nusantara.

Digelar secara luring di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, dan disiarkan serentak ke lebih dari 500 titik daring di seluruh Indonesia, kegiatan ini mencatat partisipasi 1.500 peserta secara langsung dan 141.139 peserta secara daring. Dengan jumlah fantastis ini, Kemenag mencetak rekor sebagai pelaksana manasik haji nasional dengan peserta terbanyak.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong transformasi kualitas pelayanan ibadah haji. Momentum ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam menghadirkan layanan ibadah yang inklusif, profesional, dan berbasis teknologi.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menekankan bahwa pelaksanaan manasik kali ini bukan sekadar pemenuhan kewajiban teknis.

"Manasik nasional ini tak sekadar bimbingan teknis, tetapi bagian dari revolusi mental dan spiritual calon jemaah agar lebih siap, mandiri, dan cerdas dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci," ujarnya.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam pidatonya menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan wujud nyata dari sinergi berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pelayanan haji. Ia menilai kegiatan ini sebagai langkah penting dalam membangun sistem layanan berbasis digital dan teknologi yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Ini adalah perwujudan dari komitmen mewujudkan jemaah haji yang mandiri, cerdas, dan tangguh," kata Menag.

Dalam arahannya, Nasaruddin juga menyoroti pentingnya pendekatan baru dalam manasik haji. Tidak cukup hanya memahami fikih ibadah, namun perlu menggali makna spiritual yang mendalam.

“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujar beliau,

menekankan pentingnya perubahan karakter dan spiritualitas sebagai hasil dari ibadah haji yang benar.

Kegiatan manasik tahun ini pun terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan Haji Akbar, di mana wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat—yang diyakini memiliki keutamaan setara 70 kali haji biasa.

“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” pesan Menag kepada seluruh peserta.

Dalam tausiyahnya, Menag juga mengaitkan perjalanan haji dengan konsep kekhalifahan manusia dalam Al-Qur’an. Ia mengutip hadits Qudsi dan surat Al-Baqarah untuk menegaskan pentingnya dialog dalam kehidupan spiritual.

"Allah mencintai dialog. Setelah pulang haji, jangan takut berdialog dengan siapapun, karena itu adalah tradisi Tuhan," tegasnya.

Ia juga membahas nilai simbolik Kakbah dan Hajar Aswad sebagai pusat pertobatan dan spiritualitas universal. Menyitir pemikiran Ibnu Arabi dalam Futuhat al-Makkiyah, ia menjelaskan bahwa pahala 100.000 kali lipat bukan hanya terbatas di area sekitar Kakbah, tapi juga meliputi seluruh wilayah Tanah Haram.

Selain sukses mencetak rekor MURI, Kemenag mencatat capaian lain dalam persiapan haji 2025, mulai dari pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang melampaui kuota, proses visa ribuan jemaah yang telah selesai, hingga rampungnya verifikasi istithaah kesehatan para jemaah.

Turut hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh dan pejabat, di antaranya Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti, plt. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Bob T. Ananta, serta jajaran pejabat eselon II dari berbagai daerah.

Dengan terselenggaranya Bimbingan Manasik Haji Nasional ini, Indonesia semakin menunjukkan kapasitasnya sebagai pelopor dalam layanan ibadah haji yang modern dan berbasis transformasi spiritual. Para calon jemaah kini dipersiapkan bukan hanya secara syar’i, tetapi juga secara mental dan ruhani untuk meraih maqam sebagai haji yang mabrur—terlebih dalam keberkahan Haji Akbar yang penuh limpahan rahmat.

 

Sumber: Beritasatukemenag.go.id

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video