Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Teknologi Digital

Dipublish oleh Admin | 17 Juni 2025, 09.30 WIB

Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Teknologi Digital
Foto : kemdiktisaintek.go.id

Towa News, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat kerja sama dengan Kedutaan Besar Tiongkok di Indonesia di bidang pendidikan tinggi. Fokus kerja sama ini mencakup pendidikan vokasi yang terhubung dengan industri, teknologi digital, beasiswa, serta pertukaran dosen. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, pada Senin (16/6).

Wamen Stella mengapresiasi kemajuan pendidikan vokasi di Tiongkok yang dinilainya sangat terintegrasi dengan dunia industri. Ia menyebut model pendidikan vokasi di Tiongkok sebagai tantangan sekaligus inspirasi bagi Indonesia untuk menerapkan sistem yang serupa.

“Semua elemen dalam sistem pendidikan vokasi di Tiongkok sudah berhubungan erat dengan industri. Indonesia dapat mereplikasi model ini, dengan sistem University to University to Business (U2U2B),” ujar Stella.

Ia juga menyatakan bahwa sistem ini sangat relevan untuk diimplementasikan pada bidang teknologi digital yang saat ini semakin krusial dalam berbagai sektor.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, menyatakan dukungannya dan menekankan pentingnya pendidikan dalam memahami dan menguasai teknologi digital di era transformasi global.

“Dunia sedang berubah, dan kami mengapresiasi fokus pemerintah Indonesia dalam mengembangkan talenta generasi muda melalui pendidikan,” kata Wang Lutong.

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Stella menyoroti fakta bahwa baru sekitar 24 persen dosen di Indonesia yang memiliki gelar doktor. Untuk meningkatkan angka tersebut, ia mengapresiasi program beasiswa dari Tsinghua University yang menyediakan kuota 50 beasiswa per tahun untuk pelajar Indonesia. Pada tahun ini, 20 orang telah terpilih untuk menerima beasiswa tersebut.

Pemerintah berharap ke depannya proses seleksi dan partisipasi dapat diperluas agar kuota beasiswa dari Tiongkok dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dubes Wang Lutong juga menyarankan adanya program pertukaran dosen antara Indonesia dan Tiongkok guna memperkuat pemahaman keilmuan sekaligus kebudayaan kedua negara.

“Kami menyambut 20 orang tersebut. Terdapat banyak talenta muda dan dosen yang berkualitas di Indonesia maupun di Tiongkok. Kita bisa hubungkan kedua pihak, dorong mahasiswa untuk belajar lebih banyak tentang masing-masing negara untuk menurunkan kesenjangan pemahaman budaya kita,” tambahnya.

Sejalan dengan hal ini, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Fauzan Adziman, memaparkan sejumlah skema kerja sama riset yang telah berhasil dilaksanakan, termasuk hibah penelitian dengan sistem co-funding, di mana kedua pihak terlibat dalam pendanaan.

“Kami di Kemdiktisaintek memiliki sejumlah skema kolaborasi. Contohnya, hibah penelitian dengan sistem co-funding, di mana kedua pihak membiayai penelitian. Hal ini bisa kita implementasikan dalam kerja sama ke depannya,” kata Fauzan.

Sebagai penutup, Wamen Stella menekankan pentingnya membangun sistem pendidikan yang berkelanjutan dan tidak semata-mata bersifat top-down. Ia berharap kerja sama dengan Tiongkok ini bisa menjadi langkah penting menuju sistem pendidikan yang kolaboratif dan mendukung kemajuan internasional di bidang sains dan teknologi.


Sumber : kemdiktisaintek.go.id

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video