Towa News, Jakarta – Indonesia dan Prancis menyepakati lima bentuk kerja sama strategis di bidang kebudayaan sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral. Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, dan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dalam forum Dialog Budaya Indonesia-Prancis yang digelar di kawasan Manohara Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Penandatanganan dilakukan dalam rangka kunjungan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia, dan menjadi implementasi awal dari Strategic Cultural Partnership yang telah disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Macron pada 28 Mei 2025 di Jakarta.

“Ini merupakan tonggak penting dalam diplomasi budaya kita. Melalui kerja sama ini, kita tidak hanya memperkuat relasi antarlembaga, tapi juga membangun ruang kolaborasi lintas peradaban dan generasi,” ujar Fadli Zon dalam siaran pers, Jumat (30/5).

Lima Fokus Kerja Sama Budaya Indonesia-Prancis:

1. Permuseuman dan Digitalisasi Koleksi
   Kerja sama antara Kementerian Kebudayaan Indonesia dan Prancis mencakup pameran bersama, pertukaran kurator, dan digitalisasi koleksi museum guna memperluas akses publik terhadap warisan budaya.

2. Film dan Audiovisual
   Kolaborasi dengan CNC (Centre national du cinéma et de l'image animée) untuk membangun ekosistem perfilman yang kuat melalui pertukaran sineas, produksi bersama, dan partisipasi dalam festival film.

3. Pengembangan Kapasitas Perfilman
   Kementerian Kebudayaan RI dan La Fémis akan mengembangkan program pelatihan, residensi, serta pendampingan bagi sineas muda Indonesia.

4. Riset Koleksi dan Kajian Warisan Budaya
   BLU Museum dan Cagar Budaya (IHA) bekerja sama dengan École française d'Extrême-Orient (EFEO) dalam studi interdisipliner terkait arkeologi, manuskrip, dan sejarah Asia Tenggara.

5. Permuseuman dan Warisan Budaya Tematik
   Kerja sama antara IHA dan Museum Guimet meliputi pengembangan koleksi dan pameran bersama, serta pendidikan publik mengenai warisan budaya kedua negara.

Forum ini turut menghadirkan sejumlah tokoh budaya Indonesia seperti Didik Nini Thowok, Anggun C. Sasmi, Wregas Bhanuteja, Nasirun, Renatta Moeloek, dan lainnya. Para pelaku budaya dari berbagai disiplin turut mendukung semangat kolaborasi lintas sektor, mulai dari seni rupa, film, pertunjukan, mode, hingga teknologi digital dan gim.

Rachida Dati menyatakan kekagumannya terhadap keberagaman budaya Indonesia, serta potensi besar generasi muda dalam membentuk lanskap budaya masa depan. “Kita melihat budaya Indonesia yang hidup dan terus berkembang, dari warisan tradisional hingga inovasi kontemporer,” ungkapnya di kutip dari detik.com.

Menurut data UNESCO, Indonesia dan Prancis merupakan dua negara yang aktif dalam diplomasi budaya global. Prancis memiliki lebih dari 1.200 institusi budaya di luar negeri melalui jaringan Institut Français, sementara Indonesia tengah memperkuat peran diplomasi budaya melalui Balai Budaya Indonesia di beberapa negara mitra strategis.

Kolaborasi ini sejalan dengan visi jangka panjang kedua negara dalam kerangka Visi Bersama Indonesia-Prancis 2050, yang menempatkan budaya sebagai salah satu pilar utama kerja sama bilateral, selain ekonomi dan perubahan iklim.

Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap kerja sama budaya berbasis kesetaraan dan saling penguatan. “Kita ingin membangun narasi budaya Indonesia yang menjadi bagian penting dari kebudayaan global,” katanya di kutip dari detik.com.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.