Dewan Komisaris PT Gag Nikel KH Ahmad Fahrur Rozi Klarifikasi Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat: “Jangan Sebarkan Narasi Menyesatkan”

Dipublish oleh Admin | 10 Juni 2025, 10.39 WIB

Dewan Komisaris PT Gag Nikel KH Ahmad Fahrur Rozi Klarifikasi Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat: “Jangan Sebarkan Narasi Menyesatkan”
Dewan Komisaris PT Gag Nikel KH Ahmad Fahrur Rozi, Dok. Towa News

Towa News, Jakarta - Polemik soal pertambangan nikel di kawasan Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Menanggapi hal tersebut, KH Ahmad Fahrur Rozi, Ketua PBNU Bidang Keagamaan sekaligus anggota Dewan Komisaris PT Gag Nikel, angkat bicara untuk meluruskan informasi yang dinilainya telah disalahartikan oleh sebagian pihak.

Melalui pernyataan resminya, Fahrur menegaskan bahwa Pulau Gag bukanlah destinasi wisata, melainkan wilayah dengan izin usaha pertambangan resmi yang telah berlaku sejak 1998 dan ditetapkan sebagai IUP (Izin Usaha Pertambangan) sejak 2017. PT Gag Nikel adalah perusahaan yang diberi wewenang untuk mengelola wilayah tersebut.

Tuduhan Salah Sasaran: “Bukan Piaynemo yang Ditambang”

Fahrur menyoroti maraknya foto hasil editan AI di media sosial yang menampilkan seolah-olah tambang nikel berada di kawasan wisata ikonik Piaynemo, sehingga menimbulkan kesalahpahaman publik.

“Banyak foto hasil editan AI beredar luas, yang seolah-olah menampilkan keindahan Piaynemo berdampingan dengan foto dan video tambang nikel di Pulau Gag. Akibat narasi ini, banyak yang mengira lokasi tambang berada di kawasan wisata,” ungkapnya, Senin (9/6/2025).

Secara ilmiah, lanjut Fahrur, wilayah Piaynemo tidak memiliki potensi nikel, karena merupakan kawasan karst yang tersusun dari batu gamping, bukan batuan ultrabasa tempat nikel biasa ditemukan.

“Artinya, secara ilmiah, wilayah seperti Piaynemo tidak memiliki potensi nikel dan tidak mungkin untuk ditambang,” tegasnya.

Peringatan Bahaya Disinformasi: “Jangan Mainkan Isu untuk Agenda Lain”

Fahrur menegaskan bahwa permasalahan ini bukan soal pro atau kontra tambang, tetapi soal tanggung jawab menyampaikan informasi yang akurat. Ia menyayangkan adanya pihak-pihak yang memanfaatkan narasi salah ini untuk menyulut sentimen negatif, bahkan menyisipkan agenda separatisme.

“Narasi menyesatkan bisa merusak kepercayaan publik dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk agenda lain, termasuk narasi separatis untuk 'memerdekakan Papua',” ujarnya.

Fahrur juga menantang para pengkritik untuk membuktikan secara ilmiah dan hukum jika memang ada pencemaran lingkungan oleh tambang di Pulau Gag.

“Masyarakat harus mendapatkan berita resmi yang sah dari kementerian terkait setelah dilakukan pemeriksaan oleh inspektorat. Sebaiknya jangan mudah percaya gorengan medsos,” imbuhnya.

Komitmen pada Lingkungan dan Regulasi

Sebagai pengasuh Pondok Pesantren An Nur 1, Malang, Fahrur menekankan bahwa meskipun isu lingkungan harus jadi perhatian serius, ia meminta agar informasi disampaikan secara jujur dan tidak dimanipulasi.

“Mari kita kawal dan lindungi Raja Ampat dengan menyebarkan fakta, bukan narasi menyesatkan dan manipulasi,” katanya.

Ia juga memastikan bahwa PT Gag Nikel beroperasi sesuai AMDAL, menjalankan aktivitasnya secara tertib dan transparan, serta diawasi langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan instansi terkait.

“Selama ini tidak ada aturan yang dilanggar,” tutupnya.

Pernyataan dari KH Ahmad Fahrur Rozi ini memberikan klarifikasi penting di tengah simpang siur informasi yang berkembang di media sosial. Ia mengajak seluruh pihak untuk bersikap objektif, mengutamakan data dan fakta, serta tetap menjaga kelestarian Raja Ampat tanpa larut dalam narasi yang menyesatkan dan berpotensi mengganggu stabilitas sosial.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video