Dipublish oleh Admin | 21 Juni 2025, 11.05 WIB
Towa News, Hamilton, Kanada - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak laporan komunitas intelijen AS yang menyebut Iran tidak tengah mengembangkan senjata nuklir. Penyangkalan ini disampaikan Trump pada Jumat (20/6), yang sekaligus menentang kesaksian resmi direktur intelijen nasionalnya sendiri.
“Kalau begitu, komunitas intelijen saya salah. Mengapa mereka mengatakan begitu?” ujar Trump saat ditanya mengenai penilaian bahwa Iran tidak membangun senjata nuklir. Ketika disebutkan bahwa kesaksian tersebut datang dari Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, Trump langsung membalas, “Dia salah.”
Gabbard sebelumnya telah memberikan kesaksian di hadapan Kongres pada Maret lalu. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa komunitas intelijen AS (IC) masih menilai bahwa Iran tidak melanjutkan program pengembangan senjata nuklir sejak dihentikan pada 2003, dan belum ada keputusan baru dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk mengaktifkannya kembali.
"IC terus memantau dengan cermat apabila Teheran memutuskan untuk mengesahkan kembali program senjata nuklirnya," ujar Gabbard saat itu.
Sementara itu, laporan terpisah CNN pada Selasa (17/6), menyebut bahwa lembaga intelijen AS tidak memiliki keyakinan bahwa Iran saat ini sedang membuat bom nuklir. CNN mengutip empat sumber anonim yang menyatakan bahwa jika pun Iran memutuskan untuk membangunnya, mereka diperkirakan butuh dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikannya dan menyebarkannya ke target potensial.
Ketegangan di kawasan meningkat drastis sejak 13 Juni, ketika Israel meluncurkan serangan udara ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk situs militer dan fasilitas nuklir. Serangan ini memicu respons balasan dari Teheran.
Pemerintah Israel mengklaim sedikitnya 24 warganya tewas dan ratusan terluka akibat serangan rudal Iran. Di sisi lain, Iran menyebut lebih dari 224 orang tewas dan lebih dari seribu lainnya terluka akibat serangan udara Israel.
Pejabat intelijen AS memperkirakan serangan militer Israel hanya akan memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan saja.
Meski fasilitas pengayaan uranium di Natanz mengalami kerusakan besar, CNN melaporkan bahwa situs nuklir yang sangat dijaga di Fordow masih dalam kondisi utuh dan tidak tersentuh oleh serangan udara Israel.
Referensi : Antaranews.com, Anadolu
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB
Netanyahu Perintahkan Duduki Kota Gaza Segera, Abaikan Usulan...
Towa News | 21 Agustus 2025, 08.58 WIB
Trump-Putin Bertemu Tiga Jam di Alaska, Belum Ada...
Towa News | 16 Agustus 2025, 11.49 WIB