Dipublish oleh Admin | 11 Juni 2025, 09.14 WIB
Towa News, Jakarta - CEO Huawei Ren Zhengfei menyatakan bahwa perusahaannya tetap optimistis meski berada di bawah ancaman kontrol ekspor dari Amerika Serikat (AS). Dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters pada Selasa (10/6/2025), Ren menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait kemampuan Huawei dalam menghadapi pembatasan tersebut.
"Tidak perlu khawatir soal masalah chip," ujarnya. Ia mengakui bahwa chip buatan Huawei belum setara dengan produk Amerika Serikat, dan menyatakan bahwa pencapaian Huawei kerap dilebih-lebihkan oleh AS. “Huawei tidak sehebat itu. Kami harus bekerja keras mencapai evaluasi mereka,” jelas Ren, menunjukkan sikap realistis terhadap posisi teknologi perusahaan saat ini.
Ren juga menyebutkan bahwa chip Huawei saat ini masih tertinggal satu generasi dari produsen AS. Meski begitu, Huawei berhasil menemukan cara untuk meningkatkan kinerja chip, antara lain dengan menggunakan pendekatan chip majemuk (compound chip)—teknologi yang menggabungkan berbagai elemen untuk mengimbangi keterbatasan chip tunggal.
Huawei telah menggelontorkan dana sebesar 180 miliar yuan untuk keperluan riset dan pengembangan. Ren menjelaskan bahwa perusahaan kini memadukan ilmu matematika dan fisika, serta menggunakan hukum non-Moore untuk melengkapi hukum Moore, dan komputasi klaster untuk menyempurnakan chip tunggal. “Software bukan menjadi hambatan untuk kami,” katanya, menegaskan bahwa tantangan Huawei lebih pada sisi hardware.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa penggunaan chip Ascend dari Huawei dianggap melanggar aturan kontrol ekspor. Chip Ascend merupakan pesaing langsung Nvidia, yang saat ini memimpin pasar dalam pengembangan chip AI.
Meskipun demikian, Huawei tetap melanjutkan inovasinya. Pada bulan April, perusahaan meluncurkan AI CloudMatrik 384, sistem yang mampu menghubungkan 384 chip Ascend 910C dalam sebuah klaster guna melatih model AI berskala besar.
Sejumlah analis menyebut bahwa sistem AI CloudMatrik milik Huawei dapat mengungguli sistem andalan Nvidia, GB200 NVL72, dalam beberapa metrik teknis. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berada di bawah tekanan regulasi, Huawei tetap berusaha tampil sebagai kompetitor tangguh di ranah teknologi global, terutama dalam bidang kecerdasan buatan dan desain chip.
Referensi : cnbcindonesia.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB
Netanyahu Perintahkan Duduki Kota Gaza Segera, Abaikan Usulan...
Towa News | 21 Agustus 2025, 08.58 WIB
Trump-Putin Bertemu Tiga Jam di Alaska, Belum Ada...
Towa News | 16 Agustus 2025, 11.49 WIB