Prabowo Instruksikan Kejagung dan Polri Tindak Pengusaha Beras Oplosan Tanpa Pandang Bulu

Dipublish oleh Tim Towa | 21 Juli 2025, 09.26 WIB

Prabowo Instruksikan Kejagung dan Polri Tindak Pengusaha Beras Oplosan Tanpa Pandang Bulu
Presiden Prabowo Subaianto saat Penutupan Kogres PSI

Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik Indonesia untuk menindak tegas pengusaha yang terlibat dalam praktik beras oplosan. Perintah tersebut disampaikan saat penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia di Solo, Minggu (20/7/2025).

"Ini saya sudah minta Jaksa Agung dan Polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut. Tanpa pandang bulu," tegas Prabowo dalam pidatonya.

Kerugian Negara Capai Rp 100 Triliun per Tahun

Presiden menyoroti praktik curang pengusaha nakal yang mengganti label beras biasa menjadi beras premium untuk meraup keuntungan lebih besar. Menurut Prabowo, praktik ini merugikan negara hingga Rp 100 triliun setiap tahun.

"Masih ada permainan-permainan jahat dari beberapa pengusaha yang menipu rakyat. Beras biasa dibilang beras premium. Harganya dinaikkan seenaknya. Ini pelanggaran," ujar Prabowo.

Jika praktik tersebut berlangsung selama lima tahun, total kerugian bisa mencapai Rp 1.000 triliun. "Kalau menurut saya ini sudah termasuk subversi ekonomi. Menikam rakyat. Anda bisa bayangkan Rp 100 triliun, kita bisa bikin apa? Mungkin menghilangkan kemiskinan dalam 5 tahun, dengan Rp 1.000 triliun itu," kata Prabowo.

212 Merek Tidak Memenuhi Standar

Kasus beras oplosan mencuat setelah Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkap temuan beras curah yang dikemas ulang sebagai beras premium. Produk tersebut ditemukan beredar di sejumlah minimarket dan supermarket besar.

Tim gabungan Kementerian Pertanian, Satgas Pangan, Kejaksaan Agung, dan lembaga terkait melakukan investigasi menyeluruh. Hasil investigasi menunjukkan 212 merek beras tidak memenuhi standar mutu, dengan masalah pada berat isi, komposisi, dan label.

"Beberapa merek mencantumkan berat 5 kilogram, padahal isinya hanya 4,5 kilogram," ungkap Mentan Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Rabu (16/7/2025).

Dari 212 merek yang bermasalah, 26 merek telah mengakui melakukan praktik beras oplosan berdasarkan pemeriksaan Polri dan Kejaksaan Agung.

Peningkatan Produksi Pangan Nasional

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyampaikan capaian positif sektor pertanian. Produksi beras tahun ini naik 48 persen, sementara produksi jagung meningkat 30 persen.

Namun, prestasi tersebut dinilai terancam oleh ulah pengusaha nakal yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan dengan cara tidak fair. Presiden menegaskan komitmen pemerintah untuk menegakkan hukum tanpa tebang pilih dalam mengatasi masalah ini.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video