Dipublish oleh Admin | 14 Maret 2025, 14.55 WIB
Towa News, Jakarta – Kelompok peretas yang diduga bekerja untuk rezim Korea Utara berhasil mencuri mata uang kripto senilai US$1,5 miliar (Rp24,6 triliun) dalam peretasan bursa kripto ByBit sekitar dua minggu lalu. Dari jumlah tersebut, mereka telah menguangkan setidaknya US$300 juta (Rp4,9 triliun).
Kelompok ini, yang dikenal sebagai Kelompok Lazarus, diyakini bekerja hampir 24 jam sehari untuk mencuci hasil rampokan mereka. Para ahli menduga dana tersebut digunakan untuk pengembangan militer rezim Korea Utara.
"Bagi para peretas ini, setiap menit begitu berharga. Mereka berusaha mengaburkan jejak uang dan mereka sangat ahli dalam hal ini," ujar Dr. Tom Robinson, salah satu pendiri Elliptic, sebuah firma investigasi mata uang digital berbasis di London.
Menurut Robinson, Korea Utara adalah yang terbaik dalam pencucian uang digital. "Saya membayangkan mereka punya satu ruangan yang dipenuhi orang-orang yang ahli menggunakan alat otomatis dengan pengalaman bertahun-tahun," katanya. "Dari aktivitas mereka, terlihat bahwa orang-orang ini hanya beristirahat beberapa jam setiap harinya. Kemungkinan mereka punya giliran kerja untuk mengubah kripto menjadi uang tunai."
ByBit sendiri telah mengonfirmasi bahwa sekitar 20% dana yang dicuri telah "lenyap", yang berarti kemungkinan besar tidak akan pernah ditemukan kembali. Untuk melacak dan membekukan dana yang dicuri, ByBit meluncurkan program hadiah (bounty), mengajak masyarakat untuk membantu mengidentifikasi transaksi mencurigakan.
Sejauh ini, sekitar 20 orang telah menerima hadiah lebih dari US$4 juta (Rp65,6 miliar) karena berhasil mengidentifikasi dan membantu memblokir sekitar US$40 juta (Rp656 miliar) dari uang curian. Namun, para ahli pesimis sisa dana bisa dipulihkan.
"Korea Utara merupakan suatu sistem dan ekonomi yang sangat tertutup. Mereka menciptakan industri peretasan dan pencucian uang yang sukses, dan mereka tidak peduli akan citra negatif kejahatan siber," kata Dr. Dorit Dor dari perusahaan keamanan siber Check Point.
Selain itu, tidak semua perusahaan kripto bersedia membantu upaya pemulihan dana. ByBit menuduh bursa kripto eXch membiarkan dana hasil peretasan dicairkan. Lebih dari US$90 juta (Rp1,4 triliun) telah disalurkan melalui platform ini.
Johann Roberts, pemilik eXch, membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataannya melalui surat elektronik, ia mengaku awalnya tidak menghentikan pencairan dana karena perselisihan dengan ByBit serta ketidakpastian terkait asal dana. Namun, ia kini mengaku bekerja sama dengan pihak terkait.
Kelompok Lazarus, yang sebelumnya menargetkan bank, dalam lima tahun terakhir mengkhususkan diri menyerang perusahaan mata uang kripto. Beberapa peretasan besar yang dikaitkan dengan mereka antara lain:
- UpBit (2019):* US$41 juta (Rp673 miliar)
- KuCoin (2020):* US$275 juta (Rp4,5 triliun) (sebagian besar dipulihkan)
- Ronin Bridge (2022):* US$600 juta (Rp9,8 triliun)
- Atomic Wallet (2023):* US$100 juta (Rp1,6 triliun)
Pada tahun 2020, AS memasukkan beberapa warga Korut yang diduga anggota Kelompok Lazarus ke daftar Cyber Most Wanted. Namun, kemungkinan mereka ditangkap sangat kecil, kecuali mereka meninggalkan Korea Utara.
Sumber : detik.com,bbc.com,
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB
Netanyahu Perintahkan Duduki Kota Gaza Segera, Abaikan Usulan...
Towa News | 21 Agustus 2025, 08.58 WIB
Trump-Putin Bertemu Tiga Jam di Alaska, Belum Ada...
Towa News | 16 Agustus 2025, 11.49 WIB