Dipublish oleh Admin | 21 Maret 2025, 11.20 WIB
Towa News, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto mengusulkan pembangunan penjara khusus bagi narapidana kasus korupsi di sebuah pulau terpencil. Gagasan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto, yang menilai langkah tersebut dapat memperkuat pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Mendukung. Tapi sebelum ada pembangunan, pengelolaan lapas napi tipikor yang sudah ada perlu diperbaiki sesuai aturan," kata Setyo.
Sebelumnya, Prabowo menyampaikan wacana ini saat meluncurkan tunjangan guru ASN daerah di Jakarta pada Kamis (13/3/2025). Ia menegaskan bahwa korupsi telah menyebabkan penderitaan bagi berbagai kalangan masyarakat, termasuk guru, tenaga kesehatan, dan petani.
"Koruptor-koruptor itulah yang membuat guru-guru susah, dokter-dokter susah, perawat-perawat susah, petani susah. Karena itu, terima kasih atas dukungan Saudara-saudara," ujar Prabowo dalam pidatonya.
Selain Ketua KPK, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak juga mendukung wacana ini dan bahkan mengusulkan agar para koruptor di penjara tersebut dibiarkan bertahan hidup dengan bercocok tanam sendiri, tanpa disediakan makanan oleh negara.
"Mereka masih bisa bekerja dan menghasilkan sendiri. Kita berikan mereka alat, bukan makanan gratis. Itu lebih mendidik dan memberikan efek jera," kata Johanis.
Ketua Komisi III DPR RI, Willy Aditya, menilai rencana ini sebagai momentum untuk memperbaiki sistem pemasyarakatan secara keseluruhan, tidak hanya untuk narapidana kasus korupsi. "Ini bukan hanya soal menempatkan mereka di pulau terpencil, tapi juga membenahi sistem pemasyarakatan kita agar lebih adil dan tegas," ujarnya.
Namun, tak semua pihak setuju dengan gagasan ini. Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, mengingatkan bahwa negara tetap harus menyediakan kebutuhan dasar para narapidana, termasuk makanan, demi menghindari pelanggaran hak asasi manusia (HAM). "Setiap napi, apa pun kejahatannya, tetap memiliki hak dasar. Kita harus tetap menjunjung HAM dalam proses pemidanaan," ujarnya.
Prabowo menegaskan bahwa penjara ini akan dirancang sedemikian rupa agar narapidana tidak dapat kabur. "Saya akan buat penjara yang sangat kokoh, di suatu tempat yang terpencil. Mereka tidak bisa keluar malam hari. Kita akan cari pulau, kalau mereka mau kabur, biar ketemu hiu," kata Prabowo dengan nada tegas.
Gagasan ini masih dalam tahap wacana dan belum ada rincian mengenai lokasi serta desain konkret penjara tersebut. Namun, banyak pihak menilai bahwa langkah ini, jika diterapkan dengan baik, dapat menjadi terobosan dalam penegakan hukum terhadap kasus korupsi di Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi...
Towa News | 17 Juni 2025, 10.57 WIB
Jalan Indonesia: Dari Nasional hingga Desa
Towa News | 17 Juni 2025, 10.39 WIB
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Teknologi...
Towa News | 17 Juni 2025, 09.30 WIB
Hasan Nasbi Buka Suara Soal Pernyataan Fadli Zon...
Towa News | 16 Juni 2025, 15.07 WIB
Retno Marsudi: Manajemen Air Berkelanjutan Kunci Swasembada Pangan...
Towa News | 16 Juni 2025, 12.08 WIB
Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol Indonesia Tembus...
Towa News | 16 Juni 2025, 11.58 WIB
Kemendagri Lakukan Evaluasi Menyeluruh Usai Presiden Prabowo Ambil...
Towa News | 16 Juni 2025, 10.05 WIB
Presiden Prabowo Bertolak ke Singapura untuk Kunjungan Kenegaraan...
Towa News | 15 Juni 2025, 20.20 WIB
Dasco: Presiden Prabowo Akan Putuskan Polemik Empat Pulau...
Towa News | 14 Juni 2025, 21.46 WIB
Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas, 78,3% Publik Yakin...
Towa News | 14 Juni 2025, 09.42 WIB