Industri Jatiuwung Siap Jadi Percontohan Kawasan Hijau Pertama RI

Dipublish oleh Tim Towa | 05 Agustus 2025, 10.18 WIB

Industri Jatiuwung Siap Jadi Percontohan Kawasan Hijau Pertama RI
ilustrasi kawasan industri ( Foto: Istimewa)

Towa News, Tanggerang - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mendorong kawasan industri di Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, untuk menjadi percontohan pengelolaan lingkungan berkelanjutan di Indonesia. Langkah ini diambil mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu pusat industri terbesar di Tangerang dengan 32 industri dan 185 cerobong emisi.

Dalam kunjungan kerja pada Senin (4/8/2025), Menteri Hanif menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. "Kita ingin membangun industri yang maju tetapi juga ramah lingkungan. Artinya, pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kelestarian lingkungan," ujarnya.

Verifikasi 20 Industri Penghasil Emisi

Kementerian Lingkungan Hidup melakukan verifikasi lapangan terhadap 20 industri penghasil emisi di kawasan Jatiuwung. Tim memberikan arahan teknis terkait pemantauan kualitas udara industri, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), serta penerapan teknologi ramah lingkungan yang terintegrasi dengan sistem nasional.

Menteri Hanif menyoroti pentingnya pemasangan alat pemantau emisi dan kualitas air secara real-time yang terhubung dengan sistem pemantauan Kementerian LH. Selain itu, diperlukan pengelolaan limbah industri secara bertanggung jawab dan partisipasi aktif masyarakat melalui forum komunikasi lingkungan.

"Pendekatan kita adalah pembinaan dan pendampingan, agar setiap pelaku industri memahami dan mampu memenuhi standar lingkungan. Namun, komitmen ini harus datang dari dalam, dari kesadaran bahwa industri yang peduli lingkungan akan lebih tangguh dan kompetitif," jelasnya.

Dukungan Penuh Pelaku Industri

Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk Sugeng Rahardjo menyatakan dukungan penuh terhadap program pemerintah. Perusahaan siap bersinergi menciptakan kawasan industri yang berdaya saing tinggi sekaligus berkelanjutan.

"Kami percaya bahwa keberhasilan industri di masa depan akan sangat ditentukan oleh kepeduliannya terhadap lingkungan. PT Gajah Tunggal berkomitmen menerapkan pengelolaan lingkungan yang baik, mulai dari pengurangan emisi, pengelolaan limbah secara bertanggung jawab, hingga penggunaan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan," ujar Rahardjo.

Komitmen Pemerintah Daerah

Walikota Tangerang Sachrudin menegaskan dukungan kuat pemerintah daerah terhadap program pengendalian lingkungan di kawasan industri. Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen bersinergi dengan pemerintah pusat dan pelaku industri dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

"Kami akan memperkuat pembinaan, pengawasan, dan fasilitasi agar seluruh kawasan industri di Tangerang dapat memenuhi standar lingkungan yang berlaku, sekaligus menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat," terang Sachrudin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Wawan Fauzi menambahkan, pemerintah kota terus berkomitmen menjaga kualitas udara melalui berbagai program seperti Car Free Day dan Uji Emisi Kendaraan. Ia mengajak seluruh masyarakat turut menjaga kualitas udara dengan tidak membakar sampah.

Langkah Strategis Pengendalian Pencemaran

Menteri Hanif mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian LH, intensitas kualitas udara buruk di Jabodetabek setiap tahun semakin meningkat. Tercatat terdapat 6.800 cerobong industri yang berkontribusi menurunnya kualitas udara di Jabodetabek.

Kementerian LH mewajibkan seluruh kota/kabupaten memiliki Air Quality Monitoring System (AQMS) dengan standar 500 hektare memiliki satu unit. Untuk kawasan industri, AQMS juga wajib dimiliki satu unit, serta pengetatan pemantauan kualitas udara melalui Continuous Emission Monitoring System (CEMS) yang terkoneksi dengan Kementerian LH.

Kota Tangerang saat ini telah memiliki empat stasiun pemantau kualitas udara dan membentuk Satgas Langit Biru yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah, Kepolisian, TNI, dan ahli lingkungan.

Menteri Hanif berharap sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri menjadi langkah awal menuju kawasan industri Jatiuwung yang tidak hanya produktif dan kompetitif, tetapi juga menjadi model pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

"Pengendalian pencemaran adalah tanggung jawab bersama. Mari kita wujudkan kawasan industri yang tidak hanya produktif, tetapi juga memberi manfaat bagi lingkungan dan generasi mendatang," pungkas Menteri Hanif.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video