Dipublish oleh Admin | 18 April 2025, 09.24 WIB
Towa News, Jakarta - Tim negosiator dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini berada di Amerika Serikat guna membahas tarif resiprokal sebesar 32% yang diterapkan Presiden Donald Trump terhadap Indonesia.
Pengumuman resmi terkait hasil perundingan awal disampaikan langsung dari Washington, AS, oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono, serta Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu pada Kamis malam waktu setempat atau Jumat (18/4/2025) waktu Indonesia.
Apa saja hasil dari perundingan ini?
Dalam konferensi pers daring, Airlangga mengungkapkan bahwa Indonesia dan AS telah sepakat untuk menuntaskan negosiasi tarif bilateral secepatnya. Kesepakatan tersebut tercapai setelah pertemuan delegasi RI dengan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dan Departemen Perdagangan AS di Washington, DC.
"Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka berikut acuannya dan formatnya pun juga disepakati," ujarnya.
Ia menekankan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah cepat pemerintah Indonesia menyikapi kenaikan tarif baru dari AS yang berdampak pada komoditas ekspor seperti tekstil, garmen, alas kaki, mebel, dan udang. Sejak awal bulan ini, tambahan tarif sebesar 10% telah membuat total bea masuk produk RI ke AS menjadi 47%, jauh melampaui negara pesaing seperti Vietnam dan Thailand.
"Tarif ini berdampak besar pada daya saing ekspor kita. Bahkan, sejumlah pembeli meminta agar beban tambahan ini bisa dinegosiasikan ulang," tambahnya lagi.
Sebagai respons, Indonesia telah mengajukan sejumlah usulan untuk menurunkan ketegangan perdagangan, di antaranya:
Meningkatkan pembelian energi dari AS, seperti LNG dan minyak mentah ringan (sweet crude)
Menyatakan komitmen untuk mengimpor produk agrikultur AS, termasuk gandum
Memperbesar impor barang modal dan produk hortikultura asal AS
Memberikan dukungan terhadap investasi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia, termasuk percepatan proses perizinan
Membangun kerja sama strategis dalam pengelolaan mineral kritis
Memperkuat kolaborasi di bidang SDM, terutama di sektor pendidikan, STEM, ekonomi digital, dan layanan keuangan
"Format dan acuan framework-nya sudah disepakati. Akan ada pertemuan lanjutan dalam satu hingga tiga putaran. Harapannya dalam 60 hari, kesepakatan dapat difinalisasi," ujar Airlangga lagi.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang secara aktif merespons pemberlakuan tarif baru AS dan memulai negosiasi bilateral. Negara-negara lain seperti Jepang, Italia, dan Vietnam juga telah mengajukan pembicaraan serupa.
Diharapkan, kesepakatan ini dapat menciptakan hubungan dagang yang lebih setara dan berkelanjutan, serta menjaga akses ekspor Indonesia ke pasar Amerika Serikat.
Refrensi : www.cnbcindonesia.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB
Netanyahu Perintahkan Duduki Kota Gaza Segera, Abaikan Usulan...
Towa News | 21 Agustus 2025, 08.58 WIB
Trump-Putin Bertemu Tiga Jam di Alaska, Belum Ada...
Towa News | 16 Agustus 2025, 11.49 WIB