Beberapa Kepala Negara di Dunia Merespon Cepat dan Keras Kebijakan Tarif Trumps

Dipublish oleh Admin | 04 April 2025, 20.31 WIB

Beberapa Kepala Negara di Dunia Merespon Cepat dan Keras Kebijakan Tarif Trumps
Foto: Donald Trump umumkan tarif dagang (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Towa News, Jakarta - Kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia. Tarif ini disebut-sebut sebagai "timbal balik", namun sejumlah negara menilai langkah tersebut sebagai bentuk proteksionisme sepihak yang merusak hubungan dagang.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengkritik keras keputusan Trump yang menetapkan tarif 10 persen terhadap produk dari Canberra.

“Bagi Australia, tarif ini bukan sesuatu yang mengejutkan, tetapi izinkan saya menegaskan: tarif ini sama sekali tidak beralasan,” kata Albanese pada Rabu (2/4/2025).

“Presiden Trump menyebutnya sebagai tarif timbal balik. Jika benar timbal balik, maka tarifnya seharusnya nol, bukan 10 persen. Kebijakan tarif pemerintahan ini tidak memiliki dasar logis dan justru bertentangan dengan prinsip kemitraan antara dua negara ini bukan tindakan yang dilakukan oleh seorang sahabat,” kata Albanese melanjutkan, dikutip dari Antara.

Meski demikian, Albanese menegaskan bahwa pemerintahnya tidak akan mengambil kebijakan untuk memberlakukan tarif balasan.

Sementara itu, Kanada langsung merespons. Perdana Menteri Mark Carney mengumumkan tarif balasan sebesar 25 persen terhadap sejumlah kendaraan impor dari Amerika Serikat.

“Tarif 25 persen pada semua kendaraan yang diimpor dari Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan CUSMA,” kata Carney, dikutip AFP, Kamis (3/4/2025). Ia menyebut kebijakan tersebut “terarah dan terukur”, meski belum merinci jumlah kendaraan yang terdampak.

Dari Eropa, Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen, menyuarakan penolakan keras terhadap kebijakan tarif Trump yang disebut menyasar hampir seluruh dunia.

“Pengumuman Presiden Trump mengenai tarif universal terhadap seluruh dunia, termasuk Uni Eropa, merupakan pukulan besar bagi perekonomian global,” ujarnya pada Kamis (3/4/2025).

“Saya sangat menyesalkan keputusan ini. Mari kita perjelas konsekuensi besar yang akan terjadi. Perekonomian global akan sangat menderita,” lanjutnya. Diketahui, Uni Eropa dikenakan tarif sebesar 20 persen untuk berbagai produk mereka.

Jepang turut menyampaikan protesnya terhadap kebijakan AS tersebut. Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan:

“Kami sekali lagi telah menyampaikan kepada pemerintah AS bahwa kami menyesalkan langkah-langkah saat ini dan dengan tegas meminta agar langkah-langkah tersebut ditinjau kembali.”

“Perdana Menteri telah menginstruksikan agar isi dari langkah-langkah tarif AS dan dampaknya terhadap negara kita diteliti secara menyeluruh, serta agar Jepang terus menuntut dengan tegas agar dikecualikan dari sasaran langkah-langkah tersebut,” tambahnya. Jepang dikenakan tarif sebesar 24 persen.

Dari Beijing, China menyatakan penentangan keras terhadap kebijakan baru tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan:

“China telah berulang kali menekankan bahwa perang tarif dan proteksionisme bukanlah solusi.”

Guo juga menambahkan, “China meminta Amerika Serikat untuk segera mengoreksi kebijakan yang dianggap keliru dan menyelesaikan konflik dagang secara adil bersama negara-negara mitra.”

Kebijakan tarif terbaru dari Washington memicu gelombang kritik global, dengan banyak negara mempertanyakan logika dan motif di balik langkah Trump yang dianggap semakin memperuncing ketegangan dagang internasional.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video