Dipublish oleh Admin | 06 April 2025, 10.14 WIB
Towa News, Jakarta - Apple selama ini telah berusaha mengurangi ketergantungannya pada China dengan memindahkan sebagian produksinya ke negara lain seperti India dan Vietnam. Namun, langkah diversifikasi ini tampaknya tidak banyak membantu setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan penerapan tarif baru terhadap lebih dari 180 negara, termasuk negara-negara yang menjadi tulang punggung rantai pasokan Apple.
China yang sebelumnya sudah dikenai tarif sebesar 20% kini harus menanggung tambahan beban tarif hingga mencapai total 54%. Tak hanya itu, India juga dikenai tarif sebesar 26%, sedangkan Vietnam terkena beban tarif paling tinggi di antara ketiganya, yakni sebesar 46%.
Inilah bagaimana kebijakan tarif Trump tersebut berpotensi mengganggu rantai pasokan global Apple:
Sebagian besar iPhone Apple dirakit di China, terutama oleh rekanan utamanya, Foxconn. Berdasarkan riset dari Evercore ISI, sekitar 80% fasilitas produksi Apple masih berbasis di China, dengan hampir 90% unit iPhone dirakit di negara tersebut. Hal ini mencerminkan betapa besar ketergantungan Apple terhadap manufaktur China.
Meskipun sempat mengalami penurunan jumlah lokasi produksi antara tahun 2017 dan 2020, tren ini kini kembali meningkat. Saat ini, sekitar 55% produk Mac dan 80% perangkat iPad Apple juga masih diproduksi di negara tersebut.
Dalam dua tahun terakhir, Apple mulai memperkuat produksi iPhone di India, mengikuti program pemerintah setempat yang mendorong produksi lokal perangkat teknologi tinggi. Apple berambisi agar 25% dari total produksi iPhone global dapat dipindahkan ke India.
Menurut laporan dari firma riset Bernstein, pada akhir tahun 2025, India ditargetkan memproduksi sekitar 15-20% dari total iPhone global. Sementara itu, Evercore ISI memperkirakan bahwa saat ini antara 10-15% produksi iPhone telah berpindah ke India.
Vietnam juga berkembang menjadi pusat manufaktur elektronik yang penting dalam beberapa tahun terakhir. Apple sendiri sudah mulai memperluas produksinya di negara ini, terutama untuk aksesori dan produk non-iPhone seperti AirPods dan Apple Watch.
Namun, kebijakan tarif terbaru dari pemerintahan Trump yang membebankan tarif sebesar 46% terhadap produk asal Vietnam tentu menjadi ancaman serius bagi efisiensi biaya Apple.
Dengan diberlakukannya tarif tinggi terhadap China, India, dan Vietnam—yang merupakan lokasi kunci dalam proses produksi Apple—perusahaan raksasa teknologi asal Cupertino ini menghadapi tekanan besar. Strategi diversifikasi produksi yang selama ini diharapkan bisa menjadi penyelamat, justru kini ikut terdampak oleh kebijakan tarif yang menyeluruh dari Presiden Trump.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB
Netanyahu Perintahkan Duduki Kota Gaza Segera, Abaikan Usulan...
Towa News | 21 Agustus 2025, 08.58 WIB
Trump-Putin Bertemu Tiga Jam di Alaska, Belum Ada...
Towa News | 16 Agustus 2025, 11.49 WIB