Dipublish oleh Admin | 28 Januari 2025, 03.19 WIB
Towa News, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengecam keras tindakan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) yang menembak lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural di perairan Tanjung Rhu, Malaysia, pada Jumat, 24 Januari 2025. Insiden ini mengakibatkan satu PMI meninggal dunia, satu dalam kondisi kritis, dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Dasco menilai bahwa tindakan APMM tersebut merupakan bentuk penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force). Ia menegaskan, DPR akan membentuk tim khusus untuk memantau penanganan insiden ini secara tuntas dan transparan. “Kami tidak ingin ada pembiaran terhadap tindakan yang melanggar hak asasi manusia ini,” ujar dasco
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, turut mengecam keras insiden tersebut. Christina mendesak pemerintah Malaysia untuk segera mengusut kasus ini secara menyeluruh dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku yang terlibat. "Pemerintah Indonesia berkomitmen memastikan korban luka mendapat perawatan medis yang memadai," tegas Christina.
Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah melayangkan nota diplomatik resmi kepada pemerintah Malaysia. Dalam nota tersebut, KBRI mendesak dilakukannya investigasi mendalam terkait insiden ini serta meminta akses kekonsuleran untuk menjenguk jenazah korban dan menemui para korban selamat.
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menegaskan bahwa pemerintah Malaysia harus memberikan penjelasan yang transparan terkait peristiwa penembakan ini. Ia juga menyebut bahwa alasan APMM dalam insiden tersebut terasa janggal. “Kami mendesak penjelasan yang konkret dan penegakan hukum terhadap pelaku,” ujar Hasanuddin.
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai instansi terkait, terus memastikan penanganan kasus ini berlangsung transparan dan adil. Pemerintah dan DPR berkomitmen memantau perkembangan kasus ini demi memastikan keadilan bagi para korban. “Kami tidak akan tinggal diam. Hak para pekerja migran harus dilindungi, baik di dalam maupun luar negeri,” pungkas Dasco.
Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk terus memperkuat perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia. Keberanian pemerintah dan DPR dalam mengecam tindakan ini menunjukkan komitmen nyata untuk menegakkan keadilan. Perlindungan hak asasi manusia tidak boleh diabaikan, terutama bagi mereka yang rentan seperti pekerja migran. Ke depan, sinergi antara Indonesia dan Malaysia harus ditingkatkan demi mencegah terulangnya tragedi serupa.
Referensi : Monitor Indonesia, viva.co.id, Medan Bisnis Daily, jpnn.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Novel Baswedan Ditunjuk Jadi Wakil Kepala Satgassus Optimalisasi...
Towa News | 17 Juni 2025, 10.57 WIB
Jalan Indonesia: Dari Nasional hingga Desa
Towa News | 17 Juni 2025, 10.39 WIB
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Teknologi...
Towa News | 17 Juni 2025, 09.30 WIB
Hasan Nasbi Buka Suara Soal Pernyataan Fadli Zon...
Towa News | 16 Juni 2025, 15.07 WIB
Retno Marsudi: Manajemen Air Berkelanjutan Kunci Swasembada Pangan...
Towa News | 16 Juni 2025, 12.08 WIB
Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol Indonesia Tembus...
Towa News | 16 Juni 2025, 11.58 WIB
Kemendagri Lakukan Evaluasi Menyeluruh Usai Presiden Prabowo Ambil...
Towa News | 16 Juni 2025, 10.05 WIB
Presiden Prabowo Bertolak ke Singapura untuk Kunjungan Kenegaraan...
Towa News | 15 Juni 2025, 20.20 WIB
Dasco: Presiden Prabowo Akan Putuskan Polemik Empat Pulau...
Towa News | 14 Juni 2025, 21.46 WIB
Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas, 78,3% Publik Yakin...
Towa News | 14 Juni 2025, 09.42 WIB