Produser Film Merah Putih: One for All Bantah Terima Dana Pemerintah Rp6,7 Miliar

Dipublish oleh Tim Towa | 12 Agustus 2025, 11.09 WIB

Produser Film Merah Putih: One for All Bantah Terima Dana Pemerintah Rp6,7 Miliar
Foto: CGV Kreasi

Towa News, Jakarta - Produser film animasi Merah Putih: One for All, Toto Soegriwo, membantah tegas tuduhan bahwa pihaknya menerima dana produksi sebesar Rp6,7 miliar dari pemerintah.

Dalam keterangan tertulis yang diunggah di platform X pada Senin (11/8) malam, Toto menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah memberikan bantuan finansial untuk produksi film yang tengah menuai kritik tersebut.

"Saya, Toto Soegriwo selaku produser, dengan tegas menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan merupakan fitnah keji," tulis Toto. "Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah, apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang dituduhkan."

Toto menjelaskan bahwa klarifikasi ini dilakukan karena tuduhan telah menyebar dan berdampak pada keluarganya, termasuk istri dan anak-anaknya yang kini mengalami tekanan mental akibat hujatan di media sosial.

Bantuan Hanya Berupa Masukan

Produser tersebut menegaskan bahwa pemerintah, melalui Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, hanya memberikan masukan terkait cerita, karakter, visual, trailer, dan aspek kreatif lainnya.

"Beliau tidak memberikan bantuan finansial maupun fasilitas promosi terhadap film ini," tegasnya.

Bantahan serupa sebelumnya telah disampaikan sutradara sekaligus produser eksekutif Endiarto. Dalam acara detikpagi, Senin (11/8), Endiarto mempertanyakan sumber angka Rp6,7 miliar tersebut.

"Saya enggak tahu juga itu angka ketemu dari langit atau apa. Bahkan ada satu media yang mewawancarai saya, 'Betul enggak Pak Endi ada anggaran Rp64 miliar?' Waduh, saya kalau dapat itu sudah glowing kayaknya," ujar Endiarto.

Wamen Ekraf Tegaskan Tidak Ada Bantuan Finansial

Secara terpisah, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar juga menegaskan bahwa Kementerian Ekraf tidak memberikan bantuan finansial atau fasilitas produksi untuk film Merah Putih: One for All.

Melalui akun Instagram @irene.umar pada Minggu (10/8), Irene menjelaskan bahwa kementerian hanya menerima audiensi dari tim produksi dan memberikan masukan teknis.

"Semua #PejuangEkraf itu bebas berkarya selama memberi dampak positif. Namun, kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tulis Irene.

Kontroversi Kualitas dan Waktu Produksi

Film animasi Merah Putih: One for All menjadi sorotan publik karena kualitas animasi yang dinilai kurang memadai untuk standar bioskop. Kontroversi semakin mencuat karena dugaan waktu produksi yang sangat singkat, kurang dari sebulan, untuk menghadirkan film yang bisa tayang pada momen HUT ke-80 RI tanggal 17 Agustus.

Sebagai perbandingan, biaya produksi anime berkualitas tinggi seperti One Piece atau Demon Slayer per episodenya hanya sekitar Rp1,8 miliar dengan kualitas yang jauh lebih baik.

Film yang diproduksi oleh Perfiki Kreasindo ini mengisahkan petualangan delapan anak dari berbagai latar belakang budaya yang bersatu dalam "Tim Merah Putih" untuk mencari bendera pusaka yang hilang menjelang upacara 17 Agustus.

Toto Soegriwo meminta masyarakat dan warganet untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak benar serta menghentikan segala bentuk hujatan dan fitnah tanpa dasar yang jelas.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video