Dipublish oleh Tim Towa | 18 September 2025, 10.15 WIB
Towa News, Jakarta - Penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dinilai menunjukkan bahwa Presiden Prabowo Subianto bukan seorang pendendam. Hal ini mengingat Djamari pernah menjadi sekretaris Dewan Kehormatan Perwira yang memberikan rekomendasi pemecatan Prabowo pada tahun 1998.
Peneliti Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) Edna Caroline Pattisina menyatakan, "Presiden Prabowo tetap berusaha untuk tidak mengutamakan dendam, tetapi masih merujuk pada pengalaman dan hubungan personalnya di masa lalu." di kutip dari Kompas.com.
Edna menjelaskan bahwa kedekatan personal antara Prabowo dan Djamari telah terjalin sejak masa pendidikan di Akabri. Prabowo yang masuk Akabri pada 1973 kemudian tinggal kelas dan bergabung dengan angkatan 1974 yang seangkatan dengan Sjafrie Sjamsoeddin.
"Djamari yang merupakan letting 1971 adalah 'pengasuh' letting 1974, yang berarti ia memiliki kedekatan personal dengan Prabowo dan Sjafrie. Djamari bahkan pernah menjadi komandan Prabowo saat mereka sama-sama di Akabri," ujar Edna di langsir dari Kompas.com.
Menurut Edna, rekonsiliasi pribadi antara Prabowo dan Djamari juga tercermin ketika Djamari bergabung ke Partai Gerindra besutan Prabowo. Selain itu, Djamari memiliki pengalaman politik sebagai anggota MPR pada 1997-1998, meski setelahnya lebih banyak berkecimpung di dunia bisnis.
Lingkaran Politik Keamanan Didominasi Tokoh Lama
Edna mengingatkan bahwa lingkaran politik dan keamanan (polkam) saat ini banyak diwarnai oleh tokoh-tokoh lama yang memiliki latar belakang serupa.
"Merujuk pada circle polkam di mana Prabowo, Djamari, dan Sjafrie merupakan teman-teman lama, bisa diduga tidak ada suara yang berbeda dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait Polkam. Tidak saja ketiganya berasal dari kalangan militer, tetapi juga berasal dari angkatan 70-an yang kurang lebih punya mindset dan budaya dari masa itu," ujar dia.
Penunjukan Djamari juga menegaskan pentingnya faktor senioritas dalam tradisi militer karena posisi Menko Polkam sebagai koordinator menuntut untuk diisi sosok senior.
"Dengan pemberian jabatan Jenderal Kehormatan, Djamari jadi memiliki otoritas sebagai Menteri Koordinator yang di antaranya akan mengoordinasi TNI, Polri, dan Kementerian Pertahanan, selain adanya Wamenhan dan Ses Menko Polhukam yang semuanya dijabat oleh purnawirawan bintang tiga TNI AD," kata Edna.
Pelantikan di Istana Negara
Presiden Prabowo Subianto melantik Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025). Sebelum pelantikan, Presiden juga menganugerahkan pangkat istimewa Jenderal TNI Kehormatan kepada Djamari di Ruang Kredensial, Istana Merdeka.
Djamari menggantikan Budi Gunawan yang dicopot pada Senin (8/9/2025). Posisi Menko Polkam sempat diisi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam Ad Interim selama satu pekan sebelum pelantikan Djamari.
Sumber : Kompas.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Bima yang Dinyatakan Hilang pada Saat Demo Ditemukan...
Towa News | 18 September 2025, 09.49 WIB
Prabowo Luncurkan Stimulus Ekonomi 8+4+5, Kawendra : Bentuk...
Towa News | 17 September 2025, 19.19 WIB
Erick Thohir Resmi di Lantik sebagai Menteri Pemuda...
Towa News | 17 September 2025, 18.57 WIB
Prabowo Lantik Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan...
Towa News | 17 September 2025, 18.50 WIB
Prabowo Lantik 11 Pejabat Baru dalam Reshuffle Kabinet...
Towa News | 17 September 2025, 16.32 WIB
Pemerintah Matangkan Program Magang Nasional untuk Fresh Graduate
Towa News | 17 September 2025, 09.59 WIB
Wakil Ketua DPR Dasco sambut dan antar Sjafrie...
Towa News | 16 September 2025, 22.24 WIB
Menlu RI Tegaskan Solidaritas Indonesia untuk Qatar dan...
Towa News | 16 September 2025, 13.16 WIB
Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 8+4+5 untuk Dongkrak Lapangan...
Towa News | 16 September 2025, 13.02 WIB
Pemerintah Sediakan Jutaan Lapangan Kerja Baru Melalui Program...
Towa News | 16 September 2025, 12.52 WIB