Dipublish oleh Admin | 28 Agustus 2025, 09.19 WIB
Towa News, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan permohonan maaf atas undangan terhadap akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz, yang diketahui memiliki latar belakang zionis Israel. Yahya mengakui hal tersebut terjadi karena kekhilafan dalam proses seleksi narasumber.
“Saya mohon maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. Hal ini semata-mata karena kekurangcermatan saya,” ujar Yahya, Kamis (28/8), dikutip dari Antara.
Yahya menegaskan sikap PBNU tidak pernah berubah dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Menurutnya, PBNU tetap konsisten membela kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“PBNU mendukung penuh perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka dan berdaulat,” tegasnya.
Lebih lanjut, PBNU juga mengecam keras aksi kekerasan dan serangan brutal pemerintah Israel terhadap warga sipil di Gaza. “Saya dan PBNU mengutuk tindakan genocidal yang dilakukan Israel di Gaza,” kata Yahya.
PBNU menyerukan seluruh pihak, baik nasional maupun internasional, untuk menghentikan genosida di Gaza serta mengupayakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Nama Peter Berkowitz menjadi sorotan publik setelah menghadiri acara di Universitas Indonesia. Kehadirannya menuai protes lantaran dikenal vokal mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina, termasuk gagasan pemindahan warga Gaza ke Sinai, Mesir.
Kaitannya dengan PBNU, Berkowitz diundang sebagai narasumber Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU), program kaderisasi tingkat tinggi yang menghadirkan tokoh internasional agar kader NU memahami geopolitik global.
Kontroversi ini menambah sorotan terhadap Yahya, setelah pada 2018 fotonya bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, viral di media sosial. Yahya mengaku kala itu menghadiri konferensi global di Israel untuk mewakili PBNU dan mendorong perdamaian.
Tak lama berselang, muncul pula foto lima tokoh muda NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Mereka adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania. Pertemuan itu dikecam keras dan berujung pada pemberhentian tiga pengurus PWNU DKI Jakarta dari Lembaga Bahtsul Masail.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Presiden Prabowo Kunjungi Pemukiman Korban Banjir Bali, Berjanji...
Towa News | 13 September 2025, 17.55 WIB
Usai Kunjungi Qatar, Prabowo Langsung Terbang ke Bali...
Towa News | 13 September 2025, 15.15 WIB
Indonesia Luncurkan Satelit Nusantara Lima dari AS, Diklaim...
Towa News | 13 September 2025, 08.53 WIB
Prabowo Akan Berpidato Urutan Ketiga di Sidang Umum...
Towa News | 13 September 2025, 08.27 WIB
Kejagung Sita Aset Mantan Dirut Sritex Senilai Rp510...
Towa News | 12 September 2025, 11.30 WIB
Dari Reformasi Ekonomi hingga Penegakan Hukum, Dialog Presiden...
Towa News | 12 September 2025, 10.16 WIB
Tokoh GNB: Prabowo Setujui Bentuk 2 Tim Terkait...
Towa News | 12 September 2025, 10.07 WIB
"Tak Ada yang Kebal Hukum!" 80 Koruptor Tumbang...
Towa News | 12 September 2025, 09.52 WIB
DPR Danang Wicaksana Perjuangkan Penambahan Dana Keistimewaan DIY
Towa News | 11 September 2025, 16.18 WIB
Presiden Prabowo Akan Resmikan 165 Sekolah Rakyat di...
Towa News | 11 September 2025, 15.10 WIB