Kontroversi Perburuan Koin Jagat: Antara Kerusakan Fasilitas Umum dan Cara Instan Mendapatkan Uang

Dipublish oleh Admin | 14 Januari 2025, 03.54 WIB

Kontroversi Perburuan Koin Jagat: Antara Kerusakan Fasilitas Umum dan Cara Instan Mendapatkan Uang
Foto Bersumber Dari Towa.co.id

Towa News, Jakarta Fenomena berburu koin digital dari aplikasi Jagat tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Meskipun menawarkan hadiah uang yang menggiurkan, aktivitas ini menuai kontroversi karena banyaknya fasilitas umum yang dirusak oleh para pemburu koin. Hal ini memicu keresahan di tengah masyarakat.

Kontroversi ini bermula dari fitur permainan "Koin Jagat" dalam aplikasi Jagat. Awalnya, aplikasi ini dirancang sebagai platform sosial untuk mempererat hubungan keluarga dan sahabat melalui fitur berbagi lokasi secara real-time, menandai tempat favorit, dan mengirim emoji. Namun, perhatian publik meningkat setelah diluncurkannya permainan "Jagat Coin Hunt."

Dalam permainan tersebut, pengguna diminta berburu koin yang tersebar di berbagai lokasi untuk memperoleh hadiah uang. Total hadiah yang ditawarkan mencapai Rp 850 juta di Jakarta pada Desember 2024. Tingginya antusiasme membuat permainan ini diperluas ke kota-kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, dan Bali. Ada tiga jenis koin yang dapat ditemukan, yaitu koin emas, perak, dan perunggu, dengan nilai hadiah berbeda-beda. Sebagai contoh, hadiah untuk koin perunggu mencapai Rp 300.000, sedangkan koin emas bernilai hingga Rp 100 juta. Hingga 12 Januari 2025, aplikasi Jagat telah diunduh lebih dari 5 juta kali di Google Play Store.

Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta Pusat menjadi salah satu lokasi utama para pemburu koin Jagat. Menurut seorang petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya, jumlah pengunjung yang datang untuk berburu koin meningkat tajam dalam seminggu terakhir. Hadi Sulistia, Direktur Umum Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno, melaporkan adanya kerusakan fasilitas yang cukup serius.

“Kerusakan tiang lampu, banyak paving dibongkar, kerusakan tanaman dan taman, serta potensi kerawanan lainnya muncul,” ungkap Hadi . Aktivitas ini juga menyebabkan tekanan besar terhadap fasilitas publik lainnya, termasuk potensi risiko keamanan.

 

Kontroversi serupa terjadi di Surabaya dan Bandung. Di Surabaya, Satpol PP meningkatkan pengawasan setelah melaporkan kerusakan fasilitas umum di beberapa lokasi. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang ditimbulkan oleh perburuan koin tidak terbatas pada satu kota saja, melainkan meluas ke berbagai daerah.

Fenomena ini telah memicu perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan kementerian terkait. Pemkot Bandung, misalnya, meminta pihak pengembang aplikasi untuk segera memperbaiki kerusakan taman yang diakibatkan oleh para pengguna. Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga tengah menelusuri potensi pelanggaran dari aplikasi tersebut.

Fenomena berburu koin Jagat mencerminkan dilema antara peluang mendapatkan uang secara instan dan tanggung jawab menjaga fasilitas umum. Diperlukan pengawasan ketat serta regulasi untuk memastikan aktivitas serupa tidak merugikan masyarakat dan lingkungan.

 

 

 

Referensi : Kompas.com & Detik.com

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video