Dipublish oleh Admin | 02 Januari 2025, 09.01 WIB
Towa.co.id Jakarta – Insiden kecelakaan penerbangan yang melibatkan pesawat sering kali tidak terduga. Salah satu ancaman serius bagi penerbangan adalah tabrakan dengan burung atau bird strike. Menurut para pakar, meskipun terlihat sepele, tabrakan antara burung dan pesawat dapat menimbulkan kerusakan signifikan dan bahkan memicu kecelakaan fatal.
Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sekitar 90 persen bird strike terjadi di dekat bandara saat pesawat lepas landas atau mendarat. “Jika burung tersedot ke dalam saluran udara pesawat, kerusakan serius pada mesin dapat terjadi, yang berpotensi menyebabkan kehilangan daya pada ketinggian rendah,” jelas ICAO.
Statistik mencatat angka bird strike cukup tinggi di seluruh dunia. Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) melaporkan 17.200 insiden bird strike pada 2022. Sementara itu, di Australia, Dewan Keselamatan Transportasi mencatat 16.626 insiden dalam satu dekade terakhir.
“Tabrakan dengan sekawanan burung bisa sangat berbahaya, terutama pada pesawat kecil dengan mesin tunggal. Ini dapat menyebabkan kecelakaan fatal,” ungkap Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA). Mereka juga menyebut bahwa kerugian akibat bird strike mencapai jutaan dolar setiap tahunnya bagi industri penerbangan komersial.
Musim Migrasi, Waktu Paling Rawan
EASA menekankan bahwa peluang bird strike meningkat selama migrasi burung besar-besaran, terutama saat musim dingin. “Formasi burung yang muncul secara tiba-tiba di udara menghadirkan risiko signifikan, khususnya pada penerbangan rendah di bawah 2.000 kaki AGL,” jelas EASA.
Sejak 1988, sebanyak 262 kematian akibat bird strike dilaporkan di seluruh dunia, dengan 250 pesawat hancur akibat insiden ini. “Meski tampaknya banyak burung telah beradaptasi dengan lalu lintas udara di dekat bandara, mereka tetap dapat bereaksi tak terduga terhadap pesawat, terutama saat migrasi,” tambah EASA.
Dengan potensi bahaya yang besar, para ahli menyerukan peningkatan upaya mitigasi di bandara, seperti penggunaan teknologi penghalau burung dan pemantauan pergerakan satwa liar. Penerbangan aman membutuhkan kewaspadaan tinggi, tidak hanya dari pilot, tetapi juga dari seluruh komunitas aviasi.
Foto : depositphotos.com
Sumber : Detik.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Jalan Indonesia: Dari Nasional hingga Desa
Towa News | 17 Juni 2025, 10.39 WIB
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Pendidikan Vokasi dan Teknologi...
Towa News | 17 Juni 2025, 09.30 WIB
Hasan Nasbi Buka Suara Soal Pernyataan Fadli Zon...
Towa News | 16 Juni 2025, 15.07 WIB
Retno Marsudi: Manajemen Air Berkelanjutan Kunci Swasembada Pangan...
Towa News | 16 Juni 2025, 12.08 WIB
Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol Indonesia Tembus...
Towa News | 16 Juni 2025, 11.58 WIB
Kemendagri Lakukan Evaluasi Menyeluruh Usai Presiden Prabowo Ambil...
Towa News | 16 Juni 2025, 10.05 WIB
Presiden Prabowo Bertolak ke Singapura untuk Kunjungan Kenegaraan...
Towa News | 15 Juni 2025, 20.20 WIB
Dasco: Presiden Prabowo Akan Putuskan Polemik Empat Pulau...
Towa News | 14 Juni 2025, 21.46 WIB
Berdasarkan Hasil Survei Litbang Kompas, 78,3% Publik Yakin...
Towa News | 14 Juni 2025, 09.42 WIB
Indonesia dan Selandia Baru Sepakat Perkuat Hubungan Strategis,...
Towa News | 13 Juni 2025, 14.59 WIB