Dipublish oleh Tim Towa | 24 September 2025, 09.16 WIB
Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan seruan kuat untuk solusi dua negara bagi konflik Palestina-Israel dan mengecam keras situasi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza dalam pidato bersejarahnya sebagai Presiden Indonesia pertama yang berpidato langsung di Sidang Majelis Umum PBB dalam 10 tahun terakhir.
Dalam pidatonya yang berlangsung pada Selasa (23/9) di New York, Amerika Serikat, Prabowo menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian sejati di Timur Tengah.
"Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, sekaligus mengakui dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel. Hanya dengan itu kita dapat mencapai perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa prasangka," tegas Prabowo.
Presiden Indonesia menyampaikan visi perdamaian yang komprehensif dengan menekankan perlunya rekonsiliasi antara kedua bangsa yang sama-sama keturunan Nabi Ibrahim. "Satu-satunya jalan adalah solusi dua negara. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, perdamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama. Kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia," ujarnya.
Dengan nada yang penuh emosi, Prabowo mengecam keras situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza yang masih terus berlangsung. Ia menyerukan tindakan konkret dari komunitas internasional untuk menghentikan penderitaan warga sipil yang tidak bersalah.
"Hari ini, situasi yang mengerikan di Gaza masih terus berlangsung di hadapan kita. Saat ini juga, orang-orang tak bersalah menjerit meminta pertolongan, memohon untuk diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan yang lemah, yang lanjut usia, dan para perempuan? Jutaan orang tengah menghadapi bahaya, trauma, dan kerusakan fisik yang tak tergantikan. Mereka sekarat karena kelaparan," kata Prabowo dengan suara yang bergetar.
Presiden menantang komunitas internasional untuk tidak berdiam diri menghadapi tragedi kemanusiaan ini. "Dapatkah kita tetap diam? Akankah tidak ada jawaban atas jeritan mereka? Akankah kita mengajarkan bahwa keluarga besar umat manusia mampu menjawab tantangan ini?" tanyanya retoris.
Dalam pidatonya, Prabowo juga mengutip pepatah sejarawan Yunani kuno Thucydides untuk mengkritik ketidakadilan global: "Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menanggung apa yang mereka harus." Ia menegaskan bahwa PBB harus menolak doktrin ini dan berpihak pada keadilan untuk semua, baik yang kuat maupun yang lemah.
"Kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolaknya. Kita harus berpihak pada semua, baik yang kuat maupun yang lemah. Keadilan tidak boleh ditentukan oleh kekuatan. Keadilan harus tetaplah keadilan," tegasnya.
Prabowo juga mengaitkan pengalaman Indonesia sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan dengan situasi Palestina saat ini. "Bangsa saya mengenal betul penderitaan itu. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di tanah air kami sendiri," ungkapnya.
Presiden menekankan bahwa Indonesia memahami makna ditolak keadilan dan hidup dalam sistem apartheid, sehingga memiliki empati mendalam terhadap penderitaan rakyat Palestina. "Kami, rakyat Indonesia, memahami makna dari ditolak keadilan, memahami bagaimana rasanya hidup dalam sistem apartheid, dalam kemiskinan, dan tanpa kesempatan yang setara," katanya.
Pidato Prabowo ini menjadi momen bersejarah karena merupakan kali pertama dalam 10 tahun terakhir seorang Presiden Indonesia berpidato langsung di Sidang Majelis Umum PBB. Ia berbicara di hadapan para pemimpin dunia yang mewakili hampir seluruh umat manusia, menyampaikan pesan perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan universal.
Prabowo menutup pidatonya dengan seruan untuk semua agama dan bangsa hidup sebagai satu keluarga manusia. "Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini. Apakah ini sebuah mimpi? Mungkin. Namun inilah mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama," katanya, mengakhiri dengan salam damai dalam berbagai tradisi agama: "Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom, Om Shanti Shanti Shanti Om."
Sumber: Youtube/Sekertariat Presiden
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Donald Trump Puji Pidato Presiden Prabowo di PBB:...
Towa News | 24 September 2025, 10.33 WIB
Prabowo Bersama Pemimpin Arab Minta Trump Pimpin Penyelesaian...
Towa News | 24 September 2025, 08.51 WIB
Trump Buka Pidato di Sidang Umum PBB dengan...
Towa News | 23 September 2025, 22.44 WIB
Prabowo Ajak Dunia Akhiri Perang Gaza, Tegaskan Dukungan...
Towa News | 23 September 2025, 08.02 WIB
Presiden Prabowo Desak Penghentian Perang Gaza dalam Pidato...
Towa News | 23 September 2025, 07.49 WIB
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB