Dipublish oleh Tim Towa | 16 Juli 2025, 11.56 WIB
Towa News, Jakarta – Di tengah dinamika politik nasional yang sarat kepentingan, Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI dan Ketua Harian Partai Gerindra, disebut menghadirkan sebuah "oase politik" melalui gaya kepemimpinannya yang sejuk, sabar, dan sistematis. Penilaian ini disampaikan oleh R Haidar Alwi, Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), pada Selasa (15/7/2025). Dasco menempati posisi strategis dan kompleks, tidak hanya bertanggung jawab menjaga soliditas partai pemenang pemilu, tetapi juga menjembatani kekuasaan eksekutif dan legislatif. Namun, yang paling menonjol adalah karakter dan pendekatan politiknya yang sejuk, sabar, dan sistematis.
Menurut Haidar Alwi, Dasco menempati posisi yang strategis dan kompleks. Ia bukan hanya bertanggung jawab menjaga kesolidan partai pemenang pemilu, tetapi juga menjadi figur penting dalam menjembatani kekuasaan eksekutif dan legislatif. Namun, di balik posisi tersebut, karakter dan pendekatan yang Dasco bawa ke dalam politik nasional dianggap paling penting: tenang, tidak meledak-ledak, tidak terbawa arus media sosial, dan tidak tergoda menggunakan bahasa provokatif.
Sebagai contoh, dalam polemik empat pulau antara Aceh dan Sumatera Utara yang sempat memicu sektarianisme di media lokal, Dasco tidak menyulut emosi. Sebaliknya, ia mengarahkan penyelesaian melalui dialog, konstitusi, dan penguatan integrasi nasional, menunjukkan semangat kebangsaan di atas ego fraksi.
"Gaya kepemimpinannya menjadi kontras sekaligus harapan. Ia menunjukkan bahwa politik tidak harus bising untuk efektif, dan tidak harus keras untuk dianggap kuat. Justru dalam ketenangan itu terletak kekuatan sejati: meredam, menjembatani, menyatukan," tutur R Haidar Alwi.
BACA JUGA: Sufmi Dasco Ahmad, Jembatan Strategis Pemerintahan Prabowo di Parlemen
Haidar Alwi juga mencermati bahwa Sufmi Dasco Ahmad bukan tipe pemimpin yang hanya muncul saat sorotan besar. Ia konsisten hadir dalam berbagai momen penting kebangsaan, tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai penggerak moral.
Pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Dasco mengingatkan publik bahwa Pancasila harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pejabat negara, menolak menjadikannya sekadar formalitas. Kemudian, pada Hari Buruh Internasional, Dasco hadir dalam audiensi dengan serikat pekerja, mendengarkan keluhan dan memberikan harapan agar legislasi berpihak pada keadilan industri. Dalam momentum Hari Pahlawan, ia menyerukan semangat patriotisme yang bersih dari retorika kosong.
Bahkan dalam kasus kemanusiaan yang melibatkan WNI di Myanmar, Dasco menjadi salah satu pimpinan DPR yang mendorong pemerintah mempertimbangkan langkah operasi militer non-perang demi menyelamatkan warga negara. "Ini menandakan bahwa Dasco memahami betul bahwa kebangsaan bukan hanya wacana dalam negeri, tapi tanggung jawab global terhadap warga dan kehormatan negara," ungkap Haidar Alwi.
Dalam struktur kekuasaan saat ini, Dasco menjadi figur strategis yang tidak bisa diremehkan. Sebagai Ketua Harian Gerindra dan orang kepercayaan Presiden Prabowo Subianto, ia memainkan peran penting dalam menjaga harmoni antara kekuatan politik partai dan visi besar negara. "Ia memastikan partai tetap solid, DPR tetap konstruktif, dan kebijakan nasional berjalan dalam rel konstitusi," jelas Haidar Alwi.
BACA JUGA : Sufmi Dasco Ahmad, Arsitek Stabilitas Politik di Balik Layar Kekuasaan
Sikapnya terhadap putusan Mahkamah Konstitusi, calon duta besar, pengawasan haji, hingga penulisan ulang sejarah nasional, semuanya dilakukan dengan pendekatan yang penuh perhitungan dan tidak frontal. Ini mencerminkan gaya politik yang matang dan tidak reaktif. Dasco memilih peran strategis jangka panjang: menjaga agar sistem tetap stabil dan rakyat tidak menjadi korban turbulensi politik.
"Inilah definisi pemimpin negarawan: bukan hanya hadir saat menang, tetapi bertanggung jawab penuh ketika menghadapi krisis. Bukan hanya mendampingi Presiden Prabowo secara simbolik, tetapi benar-benar menopang jalannya pemerintahan dari sisi parlemen dan struktur internal partai," sambungnya.
Haidar Alwi berpandangan bahwa Dasco adalah tipe pemimpin yang dibutuhkan bukan hanya oleh Indonesia, tetapi juga dunia. Ketika dunia makin dipenuhi oleh pemimpin yang keras kepala, ultranasionalis, atau populis berisik, tokoh seperti Dasco menjadi pengecualian penting.
"Dalam pandangan Haidar Alwi, Dasco adalah tipe pemimpin yang bisa diajak bicara, bisa diajak berpikir jernih, dan bisa diajak membangun negara dengan akal sehat. Dan justru tokoh seperti inilah yang paling dibutuhkan untuk menjaga peradaban di tengah badai ketidakpastian global," bunyi laporan tersebut.
Indonesia membutuhkan figur seperti itu untuk menata ulang wajah politik, memberikan contoh kepada generasi muda bahwa ada jalan lain dalam berpolitik, yakni membangun kepercayaan publik dan menyelesaikan konflik dengan tenang. Oleh karena itu, Haidar Alwi menyatakan bahwa peran Sufmi Dasco Ahmad harus terus diperkuat dan dicontoh, bukan karena kesempurnaannya, tetapi karena konsistensinya dalam menjaga "hikmah dalam kekuasaan," sesuatu yang langka dan sangat dibutuhkan bangsa ini.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Legenda Jepang Keisuke Honda Dukung Timnas Indonesia Lolos...
Towa News | 09 Juni 2025, 08.23 WIB
Sufmi Dasco Ahmad, Jembatan Strategis Pemerintahan Prabowo di...
Towa News | 23 Mei 2025, 14.21 WIB
Mustafa Kemal Atatürk: Bapak Bangsa yang Membentuk Wajah...
Towa News | 11 April 2025, 10.30 WIB
Sosok Sumitro Djojohadikusumo: Orang Tua Prabowo Pencetus Awal...
Towa News | 27 Februari 2025, 13.15 WIB
Dari Loper Koran ke Miliarder: Kisah Pria dengan...
Towa News | 28 Januari 2025, 03.28 WIB