Dipublish oleh Admin | 21 Juli 2025, 15.41 WIB
Towa News, Jakarta - Ada yang lagi coba-coba mengadu domba Prabowo dan Jokowi lewat pernyataan Pak Dasco yang satu ini?
“Saya ingat ada sebuah partai politik juga sedang melakukan kongres pertama, tadi saya lihat-lihat, apakah lambangnya Gekrafs berubah jadi kancil atau enggak. Ternyata enggak, masih.”
Komentar publik pun langsung ramai. Potongan video itu beredar di TikTok, Instagram, bahkan masuk ke media arus utama. Komentarnya pun aneh-aneh. Ada yang bilang Pak Dasco sedang menyindir, ada yang menganggap beliau menjelekkan pihak tertentu—pokoknya persepsinya ke mana-mana. Padahal, yang satu ini jelas-jelas cuma inside joke.
Pertama, kita semua tahu bahwa PSI baru saja mengganti logo mereka menjadi gambar gajah. Dalam konteks itulah, Pak Dasco, yang kerap dipanggil “Kancil” oleh Pak Prabowo dalam berbagai kesempatan, spontan menyampaikan celetukan tersebut. Satu simbol hewan direspons dengan simbol hewan lain—itu saja. Sebuah sambung rasa dalam bentuk guyonan khas politikus yang sudah terbiasa bermain di panggung nasional.
Sayangnya, niat murni guyonan itu langsung digoreng habis-habisan oleh pihak-pihak yang gemar cari celah. Harapannya? Tentu agar pendukung Pak Jokowi marah kepada Pak Prabowo dan Gerindra.
Padahal tidak ada niat nyindir siapa-siapa. Dan penting diketahui publik, sebutan “Kancil” dari Pak Prabowo kepada Dasco bukan hal baru. Itu panggilan akrab yang sudah sering terdengar, bahkan dalam forum-forum resmi. Guyonan “kancil–gajah” itu justru membuat anak-anak Gekrafs merasa akrab, merasa diperhatikan. Mereka tahu, itu sekadar becandaan ringan. Bukan sindiran, apalagi serangan politik.
Namun seperti biasa, banyak yang sok tahu dan buru-buru menarik kesimpulan. Dasco langsung dicap “kacang lupa kulit”. Padahal kenyataannya? Justru beliau salah satu arsitek penting di balik rekonsiliasi besar antara Prabowo dan Jokowi pasca-Pilpres 2019.
Betul, Dasco adalah tokoh Gerindra yang kerja siang-malam menyusun pertemuan dua figur sentral politik Indonesia itu. Peran strategisnya dalam membangun chemistry keduanya tidak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa kerja-kerja diam yang dilakukan orang seperti Dasco, soliditas Prabowo–Jokowi hari ini bisa jadi tidak akan pernah terbentuk.
Jadi kalau sekarang ada yang coba memframing seolah Pak Dasco sedang menyindir atau bahkan “menusuk dari belakang”, itu jelas usaha recehan yang hanya bertujuan memperkeruh suasana. Maaf saja, tapi pendukung Pak Prabowo dan Pak Jokowi tidak semudah itu diadu domba.
Menjelang 2029, saya yakin akan semakin banyak upaya menyusupkan racun ke hubungan keduanya. Tapi perlu diingat: Prabowo dan Jokowi bukan politisi kaleng-kaleng. Mereka tahan banting, tahan tekanan, dan sangat paham kapan harus saling menguatkan, bukan menjatuhkan.
Media dan buzzer boleh coba-coba memecah, tapi percayalah: tidak akan semudah itu, Ferguso.
Buat kalian yang masih berharap Prabowo dan Jokowi akan berselisih, silakan lanjutkan mimpi indah kalian. Realitanya? Mereka justru akan semakin kuat.
Penulis : Yogi Ramon Setiawan
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Prabowo Tegaskan Pasal 33 UUD 1945 Tegak di...
Towa News | 24 Juli 2025, 07.58 WIB
Fraksi Gerindra DPRD DKI Usulkan Program Kartu Janda...
Towa News | 23 Juli 2025, 18.13 WIB
Dasco Tanggapi Kontroversi Pernyataan Logo Gekraf: "Hanya Candaan...
Towa News | 21 Juli 2025, 16.24 WIB
Komrad Pancasila: Pernyataan Dasco Soal Logo Hanya Candaan
Towa News | 21 Juli 2025, 09.49 WIB
RUU BPIP Disusun DPR, Dinilai Politis dan Picu...
Towa News | 16 Juli 2025, 09.03 WIB
Partai Politik di Indonesia: Pilar Demokrasi, Dinamika, dan...
Towa News | 12 Juli 2025, 14.00 WIB
Kawendra Lukistian : Danantara Harus Jadi Legacy Terbaik,...
Towa News | 09 Juli 2025, 09.36 WIB
Dukung Presiden Prabowo Hadapi Tekanan Tarif Trump, DPR:...
Towa News | 08 Juli 2025, 07.51 WIB
KPPOD Nilai Putusan MK Pisahkan Pemilu Nasional dan...
Towa News | 08 Juli 2025, 07.25 WIB
Kawendra Serahkan Naskah Pandangan Fraksi Gerindra, Renstra DPR...
Towa News | 02 Juli 2025, 18.10 WIB